Ekonesia Ekonomi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi memulai proyek revitalisasi tambak di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa. Langkah ini diambil untuk mendongkrak produktivitas perikanan budidaya nasional. Tahap awal revitalisasi akan menyasar empat kabupaten, yakni Bekasi, Karawang, Indramayu, dan Subang.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu (Tebe), menjelaskan bahwa revitalisasi ini akan dilakukan secara bertahap. Pada fase pertama, seluas 20.413,25 hektare tambak akan direvitalisasi dari total target 78.550 hektare di seluruh Pantura Jawa. "Kami terus melakukan sosialisasi intensif agar program ini bisa berjalan sesuai rencana," ujar Tebe dalam acara Outlook Tilapia 2025 di Jakarta, Kamis.

Program revitalisasi ini bertujuan mengubah tambak-tambak yang selama ini kurang produktif, dengan hasil panen hanya 1-2 ton per tahun, menjadi tambak modern dengan pengelolaan industri dan praktik budidaya berkelanjutan. Ikan nila salin dipilih sebagai komoditas utama yang akan dibudidayakan.
Menurut Tebe, pemilihan ikan nila didasarkan pada kajian akademis, penelitian, dan masukan dari asosiasi. Ikan nila dinilai memiliki prospek yang menjanjikan, baik dari segi ketahanan budidaya maupun peluang pasar domestik dan internasional. Keunggulan ikan nila antara lain toleransi tinggi terhadap air payau, pertumbuhan yang cepat, serta teknik budidaya yang relatif mudah dikuasai oleh para pembudidaya. Hal ini memberikan peluang besar untuk keberhasilan program revitalisasi secara berkelanjutan.
"Kenapa nila? Karena toleransinya tinggi, cepat besar, budidayanya relatif mudah, dan pasar domestik serta ekspornya sangat terbuka," tegas Tebe. Dengan revitalisasi ini, KKP berharap produktivitas tambak di Pantura Jawa dapat meningkat signifikan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat pesisir. Informasi ini dilansir dari Ekonesia.com
Tinggalkan komentar