Ekonesia – Pasar mobil listrik Indonesia menunjukkan geliat yang luar biasa di tahun 2025. Data dari GAIKINDO mencatat lonjakan penjualan yang signifikan, dari 4.097 unit di bulan September menjadi 13.867 unit di bulan Oktober. Fenomena ini menandakan perubahan preferensi konsumen terhadap kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Alexander Barus, CEO PT Sokonindo Automobile (DFSK), mengungkapkan bahwa tren positif ini didorong oleh tiga faktor utama. Pertama, kesadaran akan keberlanjutan dan isu lingkungan. Kedua, efisiensi biaya operasional, di mana penggunaan listrik jauh lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar konvensional. Ketiga, sistem keamanan mobil listrik yang semakin canggih.
DFSK, sebagai produsen otomotif yang memiliki pabrik di Cikande, Banten, terus berinovasi dalam mengembangkan kendaraan listrik. Selain memproduksi mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE), DFSK juga fokus pada produksi mobil listrik merek Seres dan Gelora EV. Kedua model ini diharapkan dapat mendominasi pasar kendaraan komersial listrik, baik untuk jenis mini van maupun passenger van.
Meskipun demikian, industri mobil listrik di Indonesia masih menghadapi tantangan. Daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih menjadi salah satu kendala utama. Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap mobil listrik.
Tinggalkan komentar