Ekonesia – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli baru-baru ini menyampaikan tiga pekerjaan rumah (PR) mendesak yang harus diselesaikan bersama antara pemerintah dan serikat pekerja atau serikat buruh (SP/SB). Hal ini menjadi sorotan utama dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Ekonesia – Pembaruan regulasi menjadi fokus utama mengingat dinamika dunia kerja yang terus berubah. Menaker menekankan pentingnya regulasi yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Selain itu, penguatan Gerakan Produktivitas Nasional menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Ekonesia – "Produktivitas kita masih tertinggal 10 persen dari rata-rata ASEAN" ujar Yassierli. Ia berharap SP/SB dapat menjadi motor penggerak produktivitas, bahkan menjadi ahli dan konsultan dalam budaya kerja produktif.
Ekonesia – Upskilling dan reskilling tenaga kerja juga menjadi perhatian serius. Menaker mengungkapkan rencana perluasan Balai Latihan Kerja (BLK) atau Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) di berbagai daerah. Tujuannya adalah memberikan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Ekonesia – Isu-isu krusial seperti upah minimum (UM), tenaga kerja asing (TKA), perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), outsourcing, cuti, hingga pesangon dan pemutusan hubungan kerja (PHK) juga menjadi agenda penting. Solusi komprehensif dan kolaborasi antara pemerintah, SP/SB, dan dunia usaha sangat diperlukan.
Ekonesia – Menaker juga mencanangkan slogan "A Nice Place to Grow" sebagai wujud komitmen untuk pengembangan kapasitas pekerja secara berkelanjutan. Ia meyakini bahwa peningkatan produktivitas adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045.
Ekonesia – "AI bukan ancaman melainkan alat pendukung" tegas Yassierli. Dengan kolaborasi yang solid, ia optimis Indonesia dapat mewujudkan lompatan besar dalam dunia ketenagakerjaan.
Tinggalkan komentar