Maut di Jalan: Zero ODOL Jangan Ditunda Lagi!

Rachmad

27 Juni 2025

2
Min Read
Maut di Jalan: Zero ODOL Jangan Ditunda Lagi!

Ekonesia Ekonomi – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mendesak agar kebijakan zero Over Dimension Over Load (ODOL) segera direalisasikan, menyusul data tragis 6.000 korban jiwa akibat pelanggaran muatan sepanjang tahun 2024. Penundaan terus-menerus sejak 2017 dinilai telah merenggut nyawa dan membahayakan keselamatan publik.

Menhub mengungkapkan, dari 27.337 kecelakaan yang melibatkan angkutan barang pada tahun 2024, sekitar 10 persen dari total kecelakaan lalu lintas nasional, pelanggaran ODOL menjadi penyebab utama jatuhnya korban jiwa. Data Jasa Raharja menunjukkan bahwa praktik kelebihan dimensi dan beban ini sangat berisiko tinggi.

Maut di Jalan: Zero ODOL Jangan Ditunda Lagi!
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

"Jumlah yang meninggal yang berkaitan dengan kecelakaan ODOL pada tahun 2024 dari Jasa Raharja sebanyak 6.000-an," ujar Menhub saat berdiskusi dengan media di Jakarta, Kamis (26/6) malam. Ia menegaskan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam tata kelola logistik darat, dan nyawa manusia tidak boleh dikorbankan demi efisiensi atau keuntungan.

Menhub menyadari adanya kekhawatiran di kalangan pengemudi terkait kebijakan ini. Namun, ia menegaskan bahwa negara wajib melindungi masyarakat luas dari bahaya laten kelebihan muatan di jalan raya. "Jangan menguantifikasi nyawa. Satu nyawa itu terlalu banyak untuk kita korbankan," tegasnya.

Implementasi kebijakan zero ODOL sebenarnya telah dicanangkan sejak 2017, namun terus tertunda akibat permintaan relaksasi dari berbagai pihak. Padahal, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sudah mengatur larangan kelebihan dimensi dan beban kendaraan sejak 16 tahun lalu.

Menhub berharap, tidak ada lagi penundaan dalam pelaksanaan kebijakan zero ODOL yang ditargetkan terimplementasi pada tahun 2026. Ia menekankan bahwa ini adalah bentuk nyata kepedulian pada keselamatan publik dan tanggung jawab negara.

"Ada pihak yang mungkin ingin menyuarakan kepedulian atau concern-nya terhadap para pengemudi dan lainnya. Akan tetapi, 6.000 nyawa sudah tidak ada, inilah yang harus kita sama-sama pikirkan," imbuhnya.

Penundaan panjang ini, menurut Menhub, berdampak langsung pada keselamatan masyarakat, terbukti dari meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan ODOL dan memicu ribuan korban jiwa setiap tahunnya. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post