Ekonesia Ekonomi – Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan terpadu di Maluku menjadi kunci strategis untuk mengentaskan kemiskinan dan memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan kerja di Ambon, Senin lalu.
Rachmat Pambudy menekankan bahwa proyek ini bukan hanya untuk kepentingan pemerintah pusat, melainkan juga untuk kemajuan daerah, termasuk proyek strategis nasional Maluku Integrated Port atau pelabuhan terpadu Maluku. Pelabuhan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, memastikan pasokan pangan yang cepat dan tepat, serta mendorong perekonomian Maluku dan kawasan timur Indonesia secara keseluruhan.

Maluku memiliki posisi geografis strategis dengan potensi perikanan yang melimpah. Namun, potensi ini belum termanfaatkan optimal akibat keterbatasan infrastruktur pelabuhan dan logistik. Pelabuhan terpadu diharapkan menjadi pusat integrasi antara produksi, distribusi, dan pasar, sehingga meningkatkan nilai tambah hasil laut Maluku dan membuka lapangan kerja baru.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menjelaskan bahwa pelabuhan terpadu akan dilengkapi fasilitas bongkar muat, pengolahan hasil perikanan, gudang rantai dingin, serta akses konektivitas darat dan laut yang efisien. Data Bappenas menunjukkan bahwa wilayah dengan konektivitas pelabuhan yang baik cenderung mengalami percepatan penurunan kemiskinan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren positif dalam upaya pengentasan kemiskinan di Maluku sepanjang tahun 2024. Persentase penduduk miskin menurun dari 16,05 persen pada Maret 2024 menjadi 15,78 persen pada September 2024. Jumlah penduduk miskin juga berkurang dari 297,68 ribu orang menjadi 293,99 ribu orang dalam periode yang sama.
Meskipun demikian, tantangan masih besar terutama di wilayah perdesaan, di mana persentase penduduk miskin justru meningkat. Dengan adanya pelabuhan terpadu, diharapkan Maluku dapat menjadi simpul ekonomi maritim Indonesia timur dan keluar dari kemiskinan yang telah lama menghantui. Demikian laporan ekonosia.com.
Tinggalkan komentar