Ekonesia Ekonomi – Pemerintah Kota Mataram berencana melakukan revitalisasi kawasan wisata religi Makam Bintaro. Langkah ini diambil sebagai upaya menjadikan Makam Bintaro sebagai destinasi wisata religi unggulan yang lebih representatif. Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana, menyatakan bahwa fokus utama penataan adalah akses masuk makam, dengan target pengerjaan pada tahun 2025.
Kondisi akses masuk Makam Bintaro yang terletak di Jalan Saleh Sungkar Ampenan dinilai kurang memadai. Bus-bus besar yang membawa peziarah seringkali kesulitan masuk, sehingga terpaksa parkir di badan jalan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Padahal, jalur tersebut merupakan akses utama menuju kawasan wisata internasional Senggigi.
Wali kota menekankan bahwa penataan akses masuk dan bagian depan Makam Bintaro adalah kebutuhan mendesak demi keamanan dan kenyamanan para peziarah. Konsep penataan yang telah disiapkan meliputi peninggian gapura makam dan pelebaran pintu masuk untuk memudahkan manuver kendaraan, terutama bus-bus besar. Selain itu, di bagian depan makam akan dibangun monumen yang memuat sejarah Makam Bintaro, informasi tentang tokoh yang dimakamkan, serta asal-usulnya.
Penataan juga akan menyasar pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar depan gapura masuk. Tujuannya adalah agar keberadaan PKL tidak mengganggu estetika makam. Pemerintah Kota Mataram akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata (Dispar) untuk mempersiapkan kegiatan penataan Makam Bintaro.
Abah Salim, salah seorang pengelola Makam Bintaro, berharap pemerintah kota dapat melakukan penataan serupa dengan Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela. Makam Bintaro merupakan salah satu makam yang dikeramatkan oleh masyarakat dan selalu ramai dikunjungi peziarah, tidak hanya dari Kota Mataram, tetapi juga dari luar daerah bahkan mancanegara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Kami berharap, Makam Bintaro bisa diprioritaskan pemerintah kota," kata Salim.
Artikel ini ditulis berdasarkan informasi dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar