Ekonesia Market – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tengah mempersiapkan diri secara intensif untuk menjalankan program penjaminan polis asuransi. Langkah strategis ini diwujudkan dengan memperkuat struktur organisasi melalui pengisian sejumlah jabatan penting. Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan bahwa dua posisi direktur eksekutif akan segera terisi pada akhir tahun ini. Saat ini, LPS memiliki 54 personel yang fokus pada unit asuransi.
Purbaya menjelaskan, LPS menargetkan uji coba terbatas program penjaminan polis asuransi pada tahun 2027, sebelum implementasi penuh di tahun 2028. Optimisme terhadap keberhasilan program ini tetap membayangi tantangan utama, yaitu ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang asuransi. Menurutnya, jumlah ahli asuransi di Indonesia masih terbatas, dan perguruan tinggi dengan program studi asuransi terakreditasi A pun sangat sedikit.

Menyadari tantangan ini, LPS mengambil langkah proaktif dengan merevisi aturan rekrutmen. Lulusan program studi asuransi dari kampus dengan akreditasi A tetap dapat diterima, meskipun program studinya hanya berakreditasi B. Selain itu, LPS juga berinvestasi dalam pengembangan SDM dengan mengirimkan pegawai untuk belajar ke luar negeri, termasuk Korea Selatan, Malaysia, Italia, dan rencana ke Kanada serta Taiwan.
Terkait nilai penjaminan polis, LPS akan mengacu pada praktik terbaik internasional. Besaran nilai yang saat ini masih dalam pembahasan berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Purbaya menambahkan, LPS juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait berbagai isu, termasuk kriteria perusahaan asuransi yang memenuhi syarat untuk mengikuti program penjaminan. Saat ini, Risk Based Capital (RBC) masih menjadi acuan utama. Informasi ini dikutip dari Ekonesia Market –
Tinggalkan komentar