Ekonesia Ekonomi – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mengubah paradigma pengelolaan limbah peternakan sapi di Blora, Jawa Tengah, menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan. Inisiatif ini melibatkan 879 perempuan melalui program "Bumi Kartini", yang dijalankan oleh anak usaha SIG, PT Semen Gresik, di Desa Ngampel.
Program Bumi Kartini, yang diluncurkan pada tahun 2021, berfokus pada pemanfaatan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, pengolahan limbah sapi menjadi pupuk organik, serta pengelolaan bank sampah bersama BUMDes dan PKK setempat.

"Inovasi sosial ini, dengan fokus pada pemberdayaan perempuan berbasis lingkungan, telah membantu 879 anggota kelompok Bumi Kartini meningkatkan ekonomi keluarga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, seperti dikutip ekonosia.com, Rabu.
Vita menambahkan bahwa Bumi Kartini adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap isu sosial dan lingkungan melalui konsep ekonomi sirkular, yang memperkuat pemberdayaan perempuan dengan peningkatan keterampilan lingkungan dan kualitas hidup.
Hasilnya pun signifikan. Rata-rata, program ini menghasilkan 1.405 kg sayuran per bulan dari total 9.324 ha pekarangan rumah warga. Sayuran yang dihasilkan meliputi berbagai jenis, seperti kembang kol, kubis, terong, markisa, kangkung, wortel, kacang panjang, buncis, pakcoy, selada, sawi, dan pare. Selain dikonsumsi sendiri, hasil panen juga dipasarkan langsung dan diolah menjadi produk turunan seperti selai terong, kripik pare, kripik terong, dan sirup markisa.
Selain mengatasi pencemaran melalui pengelolaan limbah kotoran sapi, bank sampah desa juga berperan dalam pengumpulan dan pengelolaan sampah anorganik, termasuk sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk produksi semen.
Pada tahun 2024, Bumi Kartini mencatatkan penurunan timbulan limbah kotoran sapi sebanyak 98,2 ton dan mencegah emisi gas metana sebanyak 1,64 ton setara karbondioksida (CO2 eq) per tahun.
Dari segi ekonomi, program ini meningkatkan pendapatan rata-rata anggota kelompok hingga Rp6.480.000 per tahun, menambah pendapatan anggota kelompok ternak hingga Rp4.800.000 per tahun, menghemat biaya belanja sayur per keluarga hingga Rp13.185.000 per tahun, dan menghemat belanja pupuk Rp4.340.000 per keluarga per tahun.
Koordinator Bumi Kartini, Nikmatus Zahroatin, yang juga Ketua PKK Desa Ngampel, mengungkapkan bahwa program ini menjadi titik balik perubahan Desa Ngampel, yang dulunya gersang dan sulit ditanami, kini mampu menghasilkan sayuran dari pekarangan berkat pendampingan intensif PT Semen Gresik.
Nikmatus mengisahkan bahwa awalnya, ia melihat potensi pekarangan warga yang luas namun tidak produktif. Kemudian, perusahaan memfasilitasi dengan media tanam, bibit, dan pelatihan. Kondisi Anak Sungai Lusi yang dulunya tercemar kotoran sapi juga ditangani melalui kolaborasi dengan BUMDes dan Posyantek, mengubah limbah ternak menjadi pupuk kompos dan biourin yang bernilai guna.
"Bantuan dan pendampingan sudah dimulai dari tahun 2020 sampai sekarang, tidak pernah lepas. Semoga kerja sama ini semakin erat sehingga dapat saling memberikan manfaat," kata Nikmatus.
Tinggalkan komentar