Ekonesia Market – Kisah bak sinetron dialami Seger, seorang bocah SMP asal Kediri. Libur sekolahnya di tahun 1989 berubah menjadi momen tak terlupakan saat ia menemukan harta karun emas bernilai fantastis, setara Rp2,3 miliar jika dinilai dengan harga emas saat ini.
Kala itu, Seger yang berusia 15 tahun tengah dilanda kegelisahan. Libur sekolah memang menyenangkan, namun ia terbebani tunggakan biaya sekolah yang menumpuk. Demi melunasi SPP, Seger memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani di dekat rumahnya.

Nasib baik menghampirinya pada 21 Juni 1989. Saat mencangkul tanah, cangkulnya membentur benda keras. Bukan batu, melainkan logam yang berbunyi nyaring seperti emas. Rasa penasaran membawanya menggali lebih dalam, hingga ia menemukan benda pipih berlapis emas murni, bertabur permata dan berlian.
Penemuan Seger menghebohkan masyarakat dan media. Benda tersebut, setelah diteliti, ternyata merupakan artefak dari era akhir Kerajaan Majapahit. Para ahli menduga, relief matahari dan burung garuda yang terukir di emas tersebut menjadi penandanya.
Meski tak bisa memiliki harta karun itu, Seger mendapat kompensasi dari Presiden Soeharto berupa uang tunai dan beasiswa pendidikan hingga perguruan tinggi. Pengalaman langka ini mengubah hidupnya, dari seorang anak yang kesulitan membayar sekolah menjadi sosok yang dikenal berkat penemuan bersejarahnya. Kisah Seger menjadi bukti bahwa keberuntungan bisa datang kapan saja, bahkan saat libur sekolah.
Tinggalkan komentar