Lauriente Hancurkan Hati Milan di San Siro

El-Shinta

14 Desember 2025

3
Min Read

Ekonesia – Drama sengit tersaji di San Siro saat AC Milan harus puas berbagi angka setelah ditahan imbang Sassuolo 2-2 dalam lanjutan Serie A. Dua gol sensasional dari bek muda Davide Bartesaghi yang sempat membawa Rossoneri unggul, sayangnya tak cukup mengamankan kemenangan. Ismael Koné dan Armand Laurienté menjadi mimpi buruk bagi Milan, terutama gol penyama kedudukan Laurienté yang membuyarkan harapan tuan rumah.

Milan memasuki laga sebagai tim favorit, meskipun Sassuolo datang tanpa bintang utama mereka, Domenico Berardi. Tim tamu memilih strategi pragmatis dengan formasi 4-3-3 yang cenderung defensif, sementara Laurienté memulai pertandingan dari bangku cadangan. Namun, justru Sassuolo yang berhasil mengejutkan publik San Siro lebih dulu. Ismael Koné memanfaatkan blunder fatal Milan saat melakukan lemparan ke dalam di area sendiri. Andrea Pinamonti dengan cerdik memberikan umpan pendek, sebelum Koné melesat ke celah pertahanan dan menaklukkan Matteo Gabbia, lalu mengakhiri peluang dengan sepakan kaki luar yang tak terjangkau Mike Maignan.

Lauriente Hancurkan Hati Milan di San Siro
Gambar Istimewa : gilabola.com

Rossoneri merespons dengan meningkatkan intensitas serangan. Adrien Rabiot nyaris menyamakan kedudukan setelah merebut bola di tepi kotak penalti Sassuolo, namun Arijanet Muric tampil brilian dengan penyelamatan cepatnya. Gol penyeimbang akhirnya datang pada menit ke-33. Davide Bartesaghi membukukan gol debutnya di Serie A lewat pergerakan cerdas ke tiang jauh, menyambut umpan silang tajam Ruben Loftus-Cheek dari sisi kanan, dan menuntaskannya dengan tendangan kaki kiri terukur.

Awal babak kedua kembali menjadi panggung utama Bartesaghi. Baru satu menit laga berjalan, bek kiri muda itu kembali mencetak gol. Kali ini, Christopher Nkunku melihat celah Bartesaghi dengan jeli dan mengirimkan umpan terobosan yang diselesaikan dengan tenang ke sudut sempit gawang. Milan berada di ambang kemenangan, namun situasi mulai berubah ketika Matteo Gabbia mengalami cedera lutut dan harus ditarik keluar sekitar menit ke-60. Sejak saat itu, keseimbangan lini belakang Rossoneri mulai goyah.

Sassuolo hampir menyamakan skor lewat Kristian Thorstvedt, namun Maignan melakukan penyelamatan krusial dari jarak dekat. Di sisi lain, Milan sempat merayakan dua gol tambahan yang kemudian dianulir. Gol Christian Pulisic dari skema sepak pojok dibatalkan karena pelanggaran Loftus-Cheek, sementara gol Rabiot lainnya tidak disahkan akibat posisi offside.

Titik balik krusial terjadi ketika Sassuolo memasukkan Armand Laurienté dan Josh Doig. Tekanan tim tamu melonjak drastis, mendorong Milan untuk lebih bertahan. Hasilnya terlihat jelas. Laurienté mencetak gol penyeimbang dengan skema serupa gol pertama Sassuolo. Pinamonti kembali berkontribusi sebagai pemantul bola, sebelum Laurienté melaju menembus barisan belakang dan menyelesaikan peluang ke tiang jauh. Pemain asal Prancis itu nyaris menjadi penentu kemenangan Sassuolo. Ia mendapat dua peluang emas tambahan, namun satu tembakan dari jarak dekat melebar, dan sepakan jarak jauhnya hanya menghantam mistar gawang.

Hasil imbang ini menyoroti dua sisi kontras Milan. Di satu sisi, munculnya Bartesaghi sebagai pencetak dwigol menunjukkan potensi menjanjikan dan keberanian klub dalam memberi kesempatan pemain muda. Namun di sisi lain, Milan kembali kesulitan mempertahankan keunggulan, terutama saat tekanan meningkat dan komposisi lini belakang terganggu. Sassuolo layak diapresiasi atas mentalitas dan keberanian mereka, sementara Milan wajib segera menemukan ritme konsisten jika ingin menjaga momentum di papan atas klasemen.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post