Ekonosia Olahraga – Vietnam menebar psywar jelang final Piala AFF U-23 2025 kontra Indonesia. Media Vietnam sesumbar Garuda Muda hanya modal tuan rumah dan terbebani "kutukan kekalahan" saat bersua Vietnam.
Dominasi Vietnam menjadi modal utama bagi mereka. Laga puncak Indonesia U-23 vs Vietnam U-23 pada 29 Juli 2025 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, menjadi sorotan. Media Vietnam, Soha, yakin timnya kembali menang atas Indonesia seperti dekade terakhir.

Soha menilai beban ada di pundak Indonesia. Vietnam diklaim selalu mendominasi pertemuan dengan Indonesia di level U-23 dan U-22. Sejak 2015, dari tujuh laga, Indonesia belum pernah menang. Satu-satunya hasil positif adalah imbang, sisanya kalah.
"Vietnam U-23 berkali-kali menjadikan Indonesia U-23 ‘korban’, dan skenario di final mendatang kemungkinan terulang," tulis Soha.
Luka final SEA Games 2019 masih membekas. Soha mengungkit kekalahan telak 0-3 Indonesia dari Vietnam di final SEA Games 2019. Insiden cedera Evan Dimas akibat benturan dengan Doan Van Hau menambah pilu kekalahan itu.
"Media Indonesia masih menganggap ini sebagai salah satu kekalahan terparah saat melawan Vietnam," imbuh Soha. Kekalahan juga terjadi di fase grup SEA Games 2019 dengan skor 1-3.
Statistik menunjukkan keunggulan Vietnam. Soha menyoroti kemenangan 5-0 di SEA Games 2015, 1-0 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2019, 2-1 dan 3-0 di SEA Games 2019, serta adu penalti 6-5 di final Piala AFF U-23 2023.
Soha menyebut keunggulan Indonesia hanya faktor tuan rumah, bukan kualitas tim. Indonesia dianggap "dikutuk" setiap bertemu Vietnam U-23. Meski laga final diprediksi seimbang, mereka tetap menjagokan tim Hoang Anh Tuan.
"Timnas Indonesia hanya punya keuntungan bermain di kandang. Namun, hal yang paling mengkhawatirkan adalah ‘kutukan kekalahan’ setiap melawan Vietnam U-23," tulis Soha. Media tersebut juga menyoroti peluang Vietnam mencetak sejarah dengan meraih gelar turnamen regional tiga kali beruntun.
Tinggalkan komentar