Ekonesia Ekonomi – Daerah-daerah di Indonesia didorong untuk menggali dan mengembangkan produk kreatif yang unik dan khas, sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menekankan pentingnya identitas lokal dalam pengembangan ekonomi kreatif. Menurutnya, keseragaman produk antar kota akan menghilangkan keunikan dan kekuatan keberagaman budaya Indonesia.
Irene Umar menambahkan bahwa karya kreatif memiliki potensi ekonomi tinggi jika dikelola dengan model bisnis yang tepat. Ia mengajak pelaku ekonomi kreatif untuk meningkatkan pemahaman tentang lisensi dan kekayaan intelektual (IP) sebagai bagian penting dalam pengembangan usaha. "IP itu bukan cuma soal karya, tetapi juga soal strategi. Kita perlu memikirkan keberlanjutan, distribusi, dan pangsa pasarnya sejak awal," ujarnya.
Dalam diskusi dengan pelaku ekonomi kreatif di Kota Lama Semarang, terungkap bahwa akses pembiayaan, literasi IP, dan jaringan distribusi masih menjadi tantangan utama. Peter Rhian Gunawan dari The Redmiller Blood menyoroti pentingnya keberlanjutan dan perlindungan IP agar karya lokal dapat menembus pasar global tanpa kehilangan identitas.
Kementerian Ekonomi Kreatif juga memperkenalkan program Ekraf Hunt untuk mencari talenta kreatif dan pengembang IP di berbagai daerah. Selain itu, inovasi dan kolaborasi dianggap sebagai kunci dalam pengembangan usaha ekonomi kreatif. Kota Lama Semarang menjadi contoh bagaimana kolaborasi komunitas dapat menghidupkan kembali ruang yang sebelumnya mati.
Pemerintah terus mendorong pembangunan ekosistem usaha ekonomi kreatif di daerah untuk mengangkat potensi ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan memberdayakan komunitas. Hal ini sejalan dengan upaya meningkatkan ekspor produk kreatif dari daerah dan menjalankan program ASIK untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif.
Tinggalkan komentar