Ekonesia – Setelah mengakhiri babak epiknya bersama Liverpool pada 2024, Jurgen Klopp, salah satu arsitek sepak bola paling dihormati saat ini, baru-baru ini membagikan pandangannya tentang siapa saja manajer yang ia anggap paling revolusioner dalam sejarah. Kini menjabat sebagai Head of Global Soccer Red Bull, pandangan pelatih asal Jerman ini tetap menjadi rujukan penting dalam memahami evolusi dan filosofi permainan si kulit bundar. Klopp menunjuk empat nama legendaris yang menurutnya telah membentuk cara sepak bola dimainkan dan dipahami hingga hari ini.
Daftar pilihan Klopp dibuka dengan Johan Cruyff, figur yang ia sebut paling berpengaruh sepanjang masa. Baik sebagai pemain maupun pelatih, Cruyff adalah pionir sejati gagasan taktis menyerang yang mengalir bebas, cikal bakal "Total Football" yang mengubah wajah sepak bola. Klopp memuji visi Cruyff yang nyaris tak tertandingi, sebuah warisan abadi yang resonansinya masih terasa kuat di lapangan hijau modern.

Selanjutnya, Klopp menyebut rival terbesarnya, Pep Guardiola. Keduanya telah bersaing sengit sebanyak 30 kali di berbagai kompetisi, mulai dari Bundesliga hingga Liga Primer. Meski Klopp unggul tipis dengan 12 kemenangan berbanding 11 milik Guardiola, rasa saling hormat di antara mereka tak pernah luntur. Klopp bahkan pernah mengakui bahwa menghadapi Guardiola adalah tantangan tersulit sekaligus yang paling ia nikmati, menjadikannya inspirasi bagi banyak pelatih.
Nama ketiga adalah Sir Alex Ferguson, legenda hidup Manchester United. Meskipun Klopp tak pernah beradu taktik langsung dengannya, Ferguson tetap menjadi teladan bagi setiap manajer. Selama bertahun-tahun, ia membangun dominasi, stabilitas, dan mental juara yang tak tertandingi di Old Trafford. Klopp sendiri pernah disebut-sebut sebagai calon penerus Ferguson, sebuah indikasi betapa besarnya pengaruh sang manajer Skotlandia tersebut.
Pilihan terakhir Klopp jatuh pada Bill Shankly, arsitek legendaris yang merintis dasar kejayaan Liverpool. Klopp mengakui sempat mempertimbangkan nama lain seperti Carlo Ancelotti atau Bob Paisley, namun akhirnya memilih Shankly. Selama 15 tahun kepemimpinannya, Shankly tak hanya membawa Liverpool promosi dari Divisi Dua dan meraih tiga gelar Divisi Satu, tetapi juga menanamkan budaya dan identitas klub yang menjadi fondasi kesuksesan besar di kemudian hari.
Pilihan Jurgen Klopp ini secara gamblang menunjukkan bahwa baginya, kehebatan seorang manajer tidak hanya diukur dari koleksi trofi semata. Ia melihat lebih jauh pada dampak filosofis, kepemimpinan jangka panjang, dan kemampuan membangun warisan yang melampaui era mereka. Cruyff dan Guardiola mewakili revolusi taktik, sementara Ferguson dan Shankly melambangkan pembangunan fondasi dan identitas klub yang kokoh. Ini adalah daftar yang menyoroti bagaimana seorang pelatih dapat mengubah sejarah olahraga.











Tinggalkan komentar