Kenari Alor: Dari Hutan ke Berkah Ekonomi Warga Pantar

Rachmad

15 Juni 2025

2
Min Read
Kenari Alor: Dari Hutan ke Berkah Ekonomi Warga Pantar

Ekonesia Ekonomi – Di Pulau Pantar, Alor, Nusa Tenggara Timur, buah kenari yang dulu hanya dianggap hasil hutan liar, kini menjelma menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan bagi masyarakat setempat. Kisah Ruben, seorang lulusan peternakan yang banting setir menjadi pengepul kenari, menjadi bukti nyata bagaimana komoditas ini mampu membangkitkan ekonomi warga.

Ruben, yang sebelumnya bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Peternakan dengan gaji minim, melihat potensi besar dari kenari yang tumbuh subur di tanah Pantar. Dengan dukungan dari Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Asosiasi Petani Kenari Alor, ia mulai mengembangkan usaha pengolahan kenari secara mandiri.

Kenari Alor: Dari Hutan ke Berkah Ekonomi Warga Pantar
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Melalui riset dan uji laboratorium yang dilakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), terungkap bahwa kenari Pantar memiliki keunggulan dalam ukuran, kandungan lemak dan protein, serta kaya akan magnesium dan minyak alami. Hal ini menjadi modal penting bagi Ruben untuk meningkatkan nilai jual kenari.

Ruben membangun jaringan pasokan dari empat pasar tradisional di Pulau Pantar, membeli kenari dari petani dan pedagang dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ia kemudian mengolah kenari tersebut bersama para ibu rumah tangga tetangganya, mulai dari penjemuran, penyortiran, perebusan, hingga pengupasan kulit.

Kini, Ruben mampu menjual kenari berkulit ke Banjarmasin dan kenari kupas ke Jakarta, Kupang, dan Labuan Bajo. Omzetnya mencapai jutaan rupiah per minggu saat musim panen raya. Keberhasilan Ruben ini tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga bagi para petani dan ibu rumah tangga yang terlibat dalam proses pengolahan kenari.

Mama Asnad, seorang pengumpul kenari dari perbukitan Pantar, mengaku bahwa hasil penjualan kenari membantunya memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anaknya. Bagi masyarakat Pantar, kenari bukan hanya sekadar komoditas dagang, tetapi juga bagian dari kehidupan dan upaya memperkuat ketahanan pangan lokal.

Pemerintah Kabupaten Alor pun menempatkan kenari sebagai komoditas unggulan daerah. Bupati Alor, Iskandar Lakamau, berharap agar masyarakat tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga mengolah kenari menjadi produk turunan yang bernilai tambah.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, kenari Alor kini berpotensi menjadi komoditas unggulan nasional, bahkan diekspor ke mancanegara. Kisah Ruben dan masyarakat Pantar menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menggali potensi lokal dan mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post