Kenaikan Pajak AS: Trump Incar Pendapatan US$6 Triliun!

Rachmad

1 April 2025

2
Min Read
Kenaikan Pajak AS: Trump Incar Pendapatan US$6 Triliun!

TeraNews Bisnis – Gedung Putih mengklaim Presiden Donald Trump akan meraup pendapatan pajak hingga US$6 triliun dalam dekade mendatang. Angka fantastis ini, menurut Peter Navarro, Asisten Gedung Putih dan penasihat senior Trump bidang perdagangan dan manufaktur, akan menjadi kenaikan pajak terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat. Navarro bahkan menyebutnya tiga kali lipat dari kenaikan pajak untuk membiayai Perang Dunia II, jika disesuaikan dengan inflasi.

Namun, perlu ditegaskan bahwa beban pajak ini, menurut Navarro, tidak akan dipikul warga Amerika secara langsung. Ia berdalih kenaikan pajak ini berasal dari tarif impor barang-barang dari negara lain. "Tarif adalah pemotongan pajak, tarif adalah lapangan kerja, tarif adalah keamanan nasional," tegas Navarro dalam wawancara di Fox News Sunday, seperti dikutip Teranews.id. "Tarif sangat bagus untuk Amerika. Tarif akan membuat Amerika hebat lagi."

Kenaikan Pajak AS: Trump Incar Pendapatan US Triliun!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Klaim ini langsung dibantah sebagian besar ekonom. Mereka berpendapat bahwa kenaikan tarif impor akan berdampak pada pengusaha dan konsumen Amerika melalui harga barang impor yang lebih tinggi. Trump sendiri berencana mengumumkan kenaikan tarif tambahan pada apa yang disebutnya "Hari Pembebasan," menargetkan berbagai jenis barang impor sebagai balasan atas hambatan ekspor AS ke negara lain. Kenaikan tarif telah diumumkan untuk barang-barang dari China, Meksiko, dan Kanada, termasuk kenaikan pajak hingga 25 persen untuk mobil impor yang mulai berlaku pekan ini.

Navarro memproyeksikan pendapatan pajak dari sektor non-otomotif mencapai sekitar US$600 miliar per tahun, atau US$6 triliun dalam 10 tahun. Sektor otomotif ditargetkan menambah US$100 miliar per tahun. Namun, perhitungan Navarro yang mencapai US$700 miliar per tahun masih kurang detail dan transparan, menimbulkan keraguan. Apalagi, kenaikan harga barang impor akibat kenaikan pajak ini berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.

Impor energi dari Kanada akan dikenakan tarif 10 persen (bukan 25 persen), sementara barang-barang dari Tiongkok sebagian besar akan dikenakan tarif 20 persen. Trump menegaskan tidak semua barang akan dikenakan tarif, hanya barang-barang dari negara yang dianggap menerapkan kebijakan perdagangan tidak adil terhadap AS.

Meskipun angka yang diajukan Navarro terkesan bombastis, kenaikan pajak yang dihasilkan dari tarif impor ini tetap akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS, sekalipun detailnya masih belum jelas. Dampaknya terhadap perekonomian AS masih perlu dikaji lebih lanjut.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post