Ekonesia – Kabar gembira datang bagi para petani kakao di Indonesia! Sebuah proyek ambisius bernama INDOCACAO baru saja diluncurkan, buah kerja sama apik antara Indonesia dan Prancis. Tujuannya? Tak lain adalah mengangkat derajat kakao Indonesia ke level yang lebih tinggi, dengan fokus utama pada pemberdayaan petani kecil, terutama kaum perempuan dan generasi muda.
Proyek yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Prancis dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini, akan berlangsung dari tahun 2025 hingga 2027. INDOCACAO bukan sekadar proyek biasa. Ia dirancang untuk meningkatkan nilai tambah kakao Indonesia, menjadikannya komoditas yang lebih berdaya saing di pasar global.

Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo A.A. Teguh Sambodo, menegaskan bahwa kakao memiliki peran strategis dalam mendukung hilirisasi, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Keterlibatan aktif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
INDOCACAO akan fokus pada pengembangan riset, inovasi, dan kolaborasi global. CIRAD, sebagai mitra utama dari Prancis, akan memastikan koordinasi ilmiah dan teknis dengan berbagai lembaga di Indonesia, termasuk Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), INSTIPER, serta mitra swasta dan koperasi.
Konselor Kerja sama Kebudayaan Kedutaan Besar Prancis, Jules Irrmann, menambahkan bahwa proyek ini selaras dengan perjanjian yang ditandatangani di Istana Merdeka saat kunjungan kenegaraan Presiden Prancis. Prancis menunjukkan komitmennya untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia melalui modernisasi rantai pasok kakao.
INDOCACAO akan membangun pusat teknologi untuk pertanian kakao berkelanjutan di Jawa dan Sulawesi, menyediakan bimbingan teknis dan pelatihan, memfasilitasi akses kredit mikro, dan memberikan edukasi tentang teknologi inovatif. Kualitas dan daya ekspor kakao Indonesia juga akan ditingkatkan melalui diseminasi praktik pasca-panen yang baik, sertifikasi, dan kemitraan bisnis dengan pengolah kakao dan produsen cokelat internasional.
Tak hanya itu, proyek ini juga akan memperkuat ketahanan dan keberlanjutan ekologi melalui penerapan praktik agroforestri dan reforestasi, pengembangan varietas kakao yang lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim, serta pengembangan sistem peringatan dini terkait kekeringan dan banjir.
INDOCACAO menargetkan inklusi sosial dengan melibatkan pemuda dan perempuan. Sebanyak 50 persen dari penerima manfaat langsung adalah perempuan, yang akan dilatih dalam kepemimpinan dan manajemen koperasi. Kemitraan dengan PNM akan memberikan akses pembiayaan kepada pemuda dan perempuan yang sebagian besar sudah menjadi nasabah PNM.
Regional Director for Southeast Asia Island Countries CIRAD, Jean Marc Roda, menekankan bahwa INDOCACAO mencerminkan visi bersama antara Prancis dan Indonesia mengenai pertanian Indonesia yang berkelanjutan, didorong oleh ilmu pengetahuan dan produsen kecil yang mengelola keragaman wilayah mereka.
Sebelumnya, Indonesia dan Prancis telah memperkuat kemitraan strategis di sektor pertanian dan ketahanan pangan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bappenas dan CIRAD. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia dan komitmen untuk mendorong transformasi sistem pangan berkelanjutan.










Tinggalkan komentar