Ekonesia Ekonomi – PT Jetour Motor Indonesia (JMI) tengah berupaya keras mendongkrak angka kepemilikan kendaraan di Indonesia yang masih tergolong rendah dibandingkan negara tetangga. Strategi utama yang diusung adalah dengan memperdalam lokalisasi produk, dengan harapan harga jual mobil Jetour bisa lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Kita berupaya optimalisasi supply chain agar output-nya harga lebih kompetitif. Harga jadi lebih terjangkau konsumen," ujar Marketing Director Jetour Motor Indonesia, Moch Ranggy, di sela-sela pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
Rasio kepemilikan mobil di Indonesia yang saat ini berada di angka 99 kendaraan per 1.000 penduduk, menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi para produsen otomotif. Pasar otomotif Indonesia sendiri masih didominasi oleh permintaan kendaraan dengan harga di bawah Rp500 juta.
Pembelian secara kredit dengan penawaran menarik dari perusahaan pembiayaan juga menjadi faktor penting yang diperhatikan oleh Jetour. "Kita selalu mengawasi ketat lanskap ekonomi Indonesia, terutama shifting consumer behavior dan rasio kepemilikan kendaraan," imbuh Ranggy.
Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan JMI adalah melokalisasi produksi Jetour T2, SUV yang baru saja diperkenalkan dan mendapat sambutan positif di pasar Timur Tengah. "Saat ini, skema kami memperkenalkan produk di Indonesia menggunakan fasilitas di Handal, untuk completely knock-down (CKD)," jelas Ranggy.
Jetour T2 hadir dengan konsep "Rugged Adventure SUV", menawarkan desain boxy yang ikonik serta fitur-fitur canggih. Mobil ini ditenagai mesin Kunpeng Power 2.0TGDI dan sistem penggerak XWD (X Wheel Drive) yang diklaim mampu memberikan fleksibilitas antara 2WD dan 4WD secara otomatis.
Dengan dimensi panjang 4.785 mm, lebar 2.006 mm, tinggi 1.880 mm, dan jarak sumbu roda 2.800 mm, Jetour T2 diharapkan dapat diterima dengan baik di jalanan Indonesia.
Tinggalkan komentar