Ekonesia Ekonomi – Institut Teknologi Sumatera (Itera) didorong untuk mendirikan Migrant Center and Crisis sebagai pusat informasi, pelatihan, dan sertifikasi bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI). Hal ini disampaikan oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, saat berkunjung ke Bandarlampung, Rabu lalu.
Karding menjelaskan bahwa Migrant Center and Crisis ini akan menjadi wadah strategis untuk mengakomodir peluang kerja di luar negeri bagi lulusan Itera. "Kami mendorong Itera untuk membentuk Migrant Center and Crisis atau corner khusus migran Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Karding juga menyarankan agar Itera membuka kelas migran sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Melalui kelas ini, mahasiswa dapat dikelompokkan berdasarkan minat kerja (dalam atau luar negeri) dan negara tujuan.
Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menyambut baik usulan tersebut. Ia menyatakan bahwa Itera telah mengidentifikasi mahasiswa yang berminat bekerja di luar negeri dan telah membekali mereka dengan kurikulum tambahan.
"Dengan cepat akan kami tindak lanjuti atas saran ini. Ini nanti diberikan mata kuliah tambahan, sehingga tidak membebani SKS dari prodi. Ini diisi secara reguler baik secara bulanan ataupun mingguan di luar kelas reguler," kata Prof. Nyoman.
Langkah ini diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa Itera menjadi tenaga kerja profesional yang siap bersaing di pasar global. Itera berkomitmen untuk memberikan mata kuliah tambahan di luar kurikulum reguler, sehingga tidak membebani SKS mahasiswa.
Tinggalkan komentar