Ekonosia Olahraga – Marcus Thuram, dengan nada bijak, menanggapi kekalahan Inter Milan di final Liga Champions. Baginya, hasil akhir pahit tersebut tak boleh mereduksi seluruh pencapaian gemilang tim sepanjang musim. Thuram menekankan bahwa kekalahan dari tim terbaik dunia itu adalah realita yang harus diterima.
Thuram menolak anggapan bahwa satu pertandingan, apalagi final, bisa mendefinisikan keseluruhan musim. Ia mengingatkan publik akan dominasi Inter di Piala Super Italia, persaingan sengit di Serie A, serta performa impresif di Liga Champions, termasuk menahan imbang Manchester City dan menyingkirkan Bayern Munchen.
"Ini tentang proses dan perjalanan," tegas Thuram, mengutip filosofi Giannis Antetokounmpo. Ia menambahkan bahwa pengalaman pahit di final tetap menjadi bagian berharga dari perjalanan tim.
Inter Berbenah: Era Baru dengan Semangat Juara
Pasca kekalahan, Inter Milan bergerak cepat melakukan perombakan. Pemilik klub, Oaktree, menugaskan Giuseppe Marotta untuk meremajakan skuad. Pemain muda potensial seperti Luis Henrique dan Petar Sucic dipanggil kembali, bersama dengan talenta akademi seperti Esposito bersaudara dan Valentin Carboni.
Pergantian pelatih juga menjadi sinyal perubahan. Cristian Chivu, legenda Inter yang membawa DNA klub, ditunjuk menggantikan Simone Inzaghi. Thuram meyakini bahwa Chivu akan mampu menjaga semangat kompetitif tim di era baru ini.
Menanggapi kekalahan di final Liga Champions, Thuram menegaskan bahwa itu bukanlah akhir dari segalanya. "Itu bukan kesempatan terakhir," ujarnya penuh keyakinan. Ia menambahkan bahwa sebagian besar pemain kunci masih terikat kontrak dengan klub dan siap untuk kembali berjuang. Meskipun mengakui kesedihan mendalam akibat kekalahan tersebut, Thuram melihatnya sebagai motivasi untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Tinggalkan komentar