Ekonesia Market – Di tengah lesunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini, beberapa saham emiten energi justru mencatatkan kinerja yang gemilang dan menjadi incaran para investor. Sektor migas menjadi sorotan utama, dengan beberapa nama mencuat sebagai top movers yang berhasil mendongkrak indeks.
Pergerakan positif ini dipicu oleh sentimen global, khususnya eskalasi konflik di Timur Tengah. Keputusan mantan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan pengeboman fasilitas nuklir di Iran telah memicu kekhawatiran akan stabilitas pasokan energi dunia.

Berdasarkan data Refinitiv, saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) memimpin penguatan dengan kenaikan 1,15 poin indeks atau setara 3,14% ke level Rp 1.640 per saham. Diikuti oleh AKR Corporindo (AKRA) yang naik 1,04 poin indeks atau 4,93% ke harga Rp 1.275 per saham. Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga tak ketinggalan mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 6,14% dan 3,14%.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, menjelaskan bahwa keterlibatan AS dalam konflik ini memperbesar ketidakpastian global dan mendorong harga energi kembali melonjak. "Keterlibatan Amerika membuat situasi semakin kompleks, apalagi ketika tensi di Timur Tengah semakin tajam. Ini bisa membuat harga komoditas, khususnya energi, bergerak naik," ujarnya kepada ekonosia.com.
Nico juga mengingatkan bahwa respons Iran terhadap serangan ini akan menjadi kunci pergerakan pasar selanjutnya. Pelaku pasar akan mencermati dengan seksama reaksi Iran sebelum mengambil posisi baru, terutama dalam sesi perdagangan malam nanti.
Lebih lanjut, Nico menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menyikapi konflik ini, mengingat risiko munculnya blok-blok baru antarnegara. Kebijakan tarif AS yang protektif juga dapat memperburuk situasi global, sehingga Amerika Serikat perlu berhati-hati dalam mengambil posisi agar tidak memperparah eskalasi konflik.
Tinggalkan komentar