Artikel:
Ekonesia – Pasar modal Indonesia unjuk gigi di tengah badai ekonomi global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi di level 8.022,76 pada 28 Agustus 2025. Kapitalisasi pasar pun meroket mencapai Rp14.377 triliun. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Komisioner OJK Eddy Manindo Harahap.
Lonjakan IHSG ini didorong oleh saham-saham milik para konglomerat. Sebut saja emiten milik Toto Sugiri (DCII) yang melesat lebih dari 600% sejak awal tahun. Kemudian, emiten tambang Sinar Mas (DSSA) juga ikut meroket dengan kenaikan 201,14%.
Tak ketinggalan, emiten Prajogo Pangestu (CDIA) mencatat kenaikan fantastis 448,83% sejak melantai di bursa pada 9 Juli 2025. Sementara itu, OJK mencatat telah menerbitkan pernyataan efektif atas 144 penawaran umum dengan total emisi mencapai Rp167,92 triliun.
Jumlah investor pasar modal juga melonjak drastis. Hingga akhir Agustus 2025, tercatat 18,02 juta investor, naik signifikan dibandingkan enam tahun lalu yang hanya 2,4 juta. Eddy menekankan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik seiring dengan pertumbuhan pasar modal.
OJK mendorong emiten untuk transparan dalam penggunaan dana hasil penawaran umum. Eddy optimis pasar modal Indonesia akan terus menjadi sumber pendanaan menarik bagi perusahaan dan tujuan investasi yang potensial bagi masyarakat. Pubex Live 2025 digelar untuk merayakan 48 tahun aktifnya kembali pasar modal Indonesia.
Tinggalkan komentar