Ekonesia – Kabar gembira datang dari sektor kehutanan Indonesia! Pemerintah, melalui Kementerian Kehutanan, kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi dengan Food and Agriculture Organization (FAO) demi mewujudkan pembangunan kehutanan yang berkelanjutan.
Pertemuan penting antara Senior Forestry Officer FAO, Amy Duchelle, dan delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Kehutanan, Haruni Krisnawati, menjadi momentum krusial dalam mempererat hubungan ini. Keduanya bertemu di sela-sela COP30 UNFCCC di Brasil, membahas langkah konkret untuk menindaklanjuti dan memperkuat kerja sama yang sudah terjalin.

Fokus utama kerja sama ini meliputi dukungan terhadap pengelolaan ekosistem gambut dan mangrove yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan. Selain itu, kolaborasi juga dilakukan melalui program UN-REDD yang bertujuan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Amy Duchelle menyampaikan apresiasi atas kontribusi besar kerja sama FAO dan Indonesia selama ini dalam mewujudkan pembangunan kehutanan yang berkelanjutan. "FAO siap terus mendukung Indonesia dalam memperkuat sektor kehutanan," tegasnya.
FAO juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengelolaan lahan basah melalui Green Peatland Economy Program yang mendorong praktik berkelanjutan. Tak hanya itu, FAO juga memberikan apresiasi atas langkah Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, yang telah membentuk Tim Percepatan Hutan Adat dan mengalokasikan 1,4 juta hektare kawasan hutan untuk hutan adat dalam empat tahun mendatang.
Langkah ini dinilai sebagai terobosan penting dan FAO ingin menjadikan Indonesia sebagai model pengelolaan hutan adat bagi negara lain. Sebuah pengakuan yang membanggakan bagi Indonesia!










Tinggalkan komentar