Ekonesia – Mimpi Rasmus Hojlund berseragam Manchester United harus kandas lebih cepat. Penyerang muda Denmark itu dipinjamkan ke Napoli, meninggalkan luka mendalam di hatinya.
Hojlund, yang baru berusia 22 tahun, dikabarkan sangat terpukul dengan keputusan klub yang dicintainya sejak kecil. Padahal, dua musim lalu, MU rela merogoh kocek hingga Rp 1,6 triliun untuk memboyongnya dari Atalanta.
Sempat menunjukkan secercah harapan, performa Hojlund dinilai belum memenuhi ekspektasi. Selama berseragam Setan Merah, ia mencatatkan 26 gol dan 6 assist dari 92 pertandingan di berbagai kompetisi.
Keputusan meminjamkan Hojlund semakin dipertegas dengan gelontoran dana Rp 4,4 triliun untuk mendatangkan Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, dan Benjamin Sesko. Kedatangan trio baru ini praktis menutup pintu bagi Hojlund, yang sebelumnya bertekad memperjuangkan tempatnya di tim utama di bawah asuhan Ruben Amorim.
Pada tur pramusim di Amerika Serikat, Hojlund sempat menyatakan niatnya untuk bekerja keras dan membuktikan diri. Namun, harapan itu sirna setelah petinggi klub, termasuk Sir Jim Ratcliffe, Omar Berrada, dan Jason Wilcox, menyetujui peminjamannya ke Serie A.
Hojlund kini masuk dalam daftar "bomb squad" bersama pemain lain seperti Jadon Sancho, Antony, dan Tyrell Malacia. Mereka harus berlatih terpisah dari tim utama karena tak lagi masuk rencana jangka panjang klub.
Kepindahan Hojlund ke Napoli adalah bagian dari kebijakan tegas MU dalam merampingkan skuad. Sebelumnya, Scott McTominay dan Romelu Lukaku juga telah bergabung dengan Napoli. Sancho dipinjamkan ke Aston Villa, Antony pindah permanen ke Real Betis, dan Garnacho hijrah ke Chelsea dengan nilai Rp 881 miliar.
Hojlund tiba di Naples dengan status pinjaman semusim. Napoli memiliki opsi mempermanenkannya seharga Rp 837 miliar jika berhasil lolos ke Liga Champions musim depan. Kepergian ini menjadi akhir yang pahit bagi Hojlund, yang sempat bermimpi untuk bersinar di Old Trafford.
Tinggalkan komentar