Ekonesia – Harga minyak dunia kembali berguguran di tengah kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan global. Sentimen positif yang sempat muncul tak mampu membendung tekanan jual yang semakin kuat.
Harga minyak mentah Brent kini berada di level US$63,88 per barel, turun 0,28%. Sementara itu, minyak mentah WTI juga terkoreksi 0,32% ke level US$59,94 per barel. Pelemahan ini terjadi setelah sempat menguat di akhir pekan lalu.
Sebelumnya, harga minyak sempat terdongkrak oleh harapan berakhirnya penutupan sebagian kegiatan pemerintahan di AS. Namun, harapan itu pupus oleh kekhawatiran suplai global yang terus meningkat.
OPEC+ sendiri telah sepakat menaikkan target produksi bulan Desember sebesar 137.000 barel per hari. Namun, mereka menunda rencana penambahan produksi lebih lanjut pada kuartal pertama tahun depan demi menjaga stabilitas harga.
Sentimen negatif juga datang dari sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil. Lukoil bahkan telah menyatakan force majeure di salah satu ladang minyaknya di Irak. Bulgaria pun bersiap mengambil alih kilang Burgas milik perusahaan tersebut.
Di Asia, tekanan tambahan datang dari meningkatnya volume minyak yang disimpan di kapal tanker. Kondisi ini mencerminkan lemahnya permintaan dari kilang independen di China akibat kuota impor yang terbatas. Sanksi Barat juga memperketat arus ekspor minyak Rusia ke China dan India.
Kilang di Asia kini mulai beralih ke pasokan dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, diversifikasi ini belum cukup untuk menekan harga global yang kini tertekan oleh sisi suplai.
Tinggalkan komentar