Ekonesia Ekonomi – Perum Bulog bergerak cepat merespons penugasan dari pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menstabilkan harga beras di pasaran. Bulog siap menyalurkan 1,3 juta ton beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mulai Juli hingga Desember 2025 ke seluruh pelosok Indonesia.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat konsumen. Penugasan ini tertuang dalam Surat Kepala Bapanas Nomor 173/TS.02.02/K/7/2025 tertanggal 8 Juli 2025.

Program SPHP menjadi senjata utama pemerintah dalam mengendalikan harga beras yang belakangan ini menunjukkan tren kenaikan. Suyamto menambahkan bahwa SPHP berjalan beriringan dengan program bantuan pangan. "SPHP dan bantuan pangan menjadi dua instrumen intervensi pasar, sehingga diharapkan dengan kedua program ini membuat pasokan dan harga beras lebih stabil," ujarnya.
Bulog akan mendistribusikan beras SPHP melalui berbagai saluran resmi, termasuk pengecer di pasar tradisional, Kios Pangan binaan Pemerintah, Pemerintah Daerah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang akan diresmikan pada 19 Juli 2025.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Bapanas Nomor 215 Tahun 2025, mitra penyalur wajib mematuhi ketentuan teknis, termasuk larangan mencampur beras SPHP dengan jenis beras lainnya. Langkah ini diambil untuk memastikan kualitas dan efektivitas program dalam menstabilkan harga beras di pasaran. Informasi ini dilansir oleh ekonosia.com dari berbagai sumber terpercaya.
Tinggalkan komentar