Ekonesia Ekonomi – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyerukan kepada generasi muda, khususnya Generasi Z, untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan agar mampu bersaing dan memanfaatkan peluang di dunia kerja masa depan yang dinamis.
Menaker menjelaskan bahwa ada tiga faktor utama yang akan mengubah lanskap pekerjaan global: kemajuan kecerdasan buatan dan disrupsi digital, transisi menuju energi hijau dan keberlanjutan, serta perubahan demografi dan pergeseran ekonomi. Perubahan ini diprediksi akan menciptakan 170 juta pekerjaan baru pada tahun 2030. Namun, di sisi lain, 92 juta pekerjaan berpotensi hilang atau tergantikan, dan 59% angkatan kerja perlu meningkatkan keterampilan (upskilling) atau mempelajari keterampilan baru (reskilling).

Transformasi global ini akan memunculkan berbagai jenis pekerjaan baru di berbagai sektor. Di ekonomi kreatif, contohnya, akan bermunculan profesi seperti content creator, live seller, affiliate marketing, dan digital marketing specialist. Sementara itu, dalam ekonomi digital berbasis AI, akan dibutuhkan tenaga kerja sebagai AI specialist, prompt engineer, cybersecurity analyst, data scientist/big data specialist, hingga IoT specialist.
Di sektor manufaktur tingkat lanjut, pekerjaan yang berkembang antara lain teknisi perakitan modul/paket baterai, teknisi Industrial IoT (IoT), teknisi pemeliharaan pabrik pintar, hingga operator manufaktur aditif. Ekonomi hijau, sirkular, dan berkelanjutan juga membuka peluang karier sebagai insinyur energi terbarukan, spesialis EV (pengisian daya & pemeliharaan), circular designer, analis keberlanjutan/petugas kepatuhan ESG, hingga teknisi surya/angin. Sektor care and centered economy juga diproyeksikan tumbuh pesat dengan kebutuhan profesi seperti tenaga telehealth, personal care, konselor, wellness coach, hingga mentor atau coach.
Menaker Yassierli menekankan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menyiapkan modalitas pelatihan vokasi untuk menghadapi perubahan ini. Modalitas tersebut mencakup standar kompetensi, lembaga pelatihan berupa Balai Latihan Kerja (BLK), serta Sumber Daya Manusia (SDM) berupa instruktur, asesor, dan mentor. "Ini adalah modalitas yang kami miliki, dan saat ini kementerian berupaya agar modalitas ini dapat dioptimalkan oleh generasi muda, khususnya generasi Z dan milenial," ujarnya.
Sumber: Ekonesia.com
Tinggalkan komentar