Ekonesia – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menaruh harapan besar pada Lomba Gasing di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Ajang ini diharapkan menjadi daya tarik ampuh untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Lebih dari sekadar permainan tradisional, lomba gasing ini menjadi panggung promosi budaya Melayu yang kaya dan otentik. Pulau Penyengat, dengan sejarahnya yang panjang, menjadi latar yang sempurna untuk memperkenalkan warisan budaya ini ke dunia.

Rina Irawati, Ketua Tim Pemasaran Pariwisata Nusantara Wilayah Sumatera dan Kalimantan Kemenpar, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya acara ini. Kehadiran peserta dari berbagai daerah, termasuk negara tetangga Singapura, menunjukkan potensi besar lomba gasing sebagai magnet wisata.
Tak hanya itu, Rina juga menyoroti dampak positif lomba gasing terhadap perekonomian masyarakat setempat. Para pelaku UMKM di Pulau Penyengat merasakan langsung peningkatan pendapatan, terutama dari penjualan kuliner khas dan kerajinan tangan.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri, di bawah kepemimpinan Hasan, berencana untuk mengembangkan lomba gasing menjadi ajang yang lebih besar dan bertaraf internasional. Dengan memanfaatkan posisi strategis Kepri sebagai daerah perbatasan, mereka optimis dapat menarik peserta dari Malaysia, Singapura, hingga Brunei Darussalam.
Lomba gasing ini merupakan bagian dari Penyengat Heritage Fest 2025, sebuah festival wisata yang berlangsung selama tiga hari. Sebanyak 20 tim, yang terdiri dari 60 peserta, beradu kebolehan dalam dua kategori: gasing rembang dan gasing jantung.
Para peserta tampil memukau dengan mengenakan pakaian kurung dan tanjak khas Melayu, menambah semarak suasana perlombaan. Para pedagang UMKM pun tak ketinggalan meramaikan acara dengan menjajakan kuliner khas Penyengat, seperti teh tarik dan kue deram-deram.
Dengan dukungan penuh dari Kemenpar dan semangat dari masyarakat setempat, Lomba Gasing Pulau Penyengat siap menjadi ikon wisata baru yang membanggakan Indonesia. Ajang ini bukan hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Pulau Penyengat.
Tinggalkan komentar