Ekonesia – Kabar terbaru soal potensi merger antara Garuda Indonesia dan Pelita Air terus bergulir. Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, mengungkapkan bahwa pembahasan dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan Pertamina masih berlangsung intensif.
Rencana penggabungan dua maskapai pelat merah ini masih dalam tahap kajian mendalam. Detailnya belum bisa diungkapkan, namun Garuda Indonesia sedang menjajaki berbagai opsi untuk sinergi yang optimal.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan komitmennya untuk melaporkan perkembangan konsolidasi ini kepada BPI Danantara demi penilaian dan keputusan final. Komunikasi dengan Garuda Indonesia telah terjalin sejak lama, namun proses tetap mengikuti mekanisme yang berlaku.
Wacana merger ini pertama kali mencuat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI. Tujuan utamanya adalah memperkuat reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan stakeholder melalui advokasi dan komunikasi yang efektif.
Rumor merger Garuda dan Pelita Air sebenarnya sudah beredar sejak tahun lalu. Manajemen Garuda Indonesia bahkan mengakui adanya penjajakan aksi korporasi dengan anak usaha Pertamina ini. Kajian awal dan diskusi dengan pihak terkait, termasuk Kementerian BUMN, terus dilakukan untuk mengoptimalkan sinergi bisnis di industri penerbangan Indonesia.
Menteri BUMN sebelumnya, Erick Thohir, pernah menjelaskan bahwa merger ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat di Indonesia. Garuda akan fokus pada layanan premium, sementara Pelita Air akan menyasar segmen premium ekonomi dan low cost. Integrasi ini dianggap krusial karena jumlah pesawat di Indonesia masih belum mencukupi.











Tinggalkan komentar