Isi Artikel:
Ekonesia – Kabar gembira datang dari PT Pertamina (Persero)! Rencana penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia semakin mendekati kenyataan. Targetnya, merger rampung sebelum akhir 2025.
Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan bahwa kajian penggabungan ini berjalan paralel dengan integrasi tiga anak usaha Pertamina di sektor energi. Proses restrukturisasi ini diawasi langsung oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pertamina berharap proses merger bisa dipercepat. Jika memungkinkan, sebelum 2025, Pelita Air dan Garuda Indonesia sudah bersatu.
Selain merger, Pertamina juga berencana melakukan spinoff beberapa unit bisnis. Tujuannya? Optimalisasi dan efisiensi di seluruh lini perusahaan. Pertamina ingin fokus pada bisnis inti: minyak, gas, dan energi terbarukan. Unit bisnis lain akan dikelompokkan dengan perusahaan sejenis di bawah koordinasi Danantara.
Rumor merger Pelita Air dan Garuda Indonesia sebenarnya sudah beredar sejak lama. Awal tahun ini, manajemen Garuda Indonesia membenarkan rencana tersebut. Mereka sedang menyusun kajian awal dan berdiskusi dengan pihak terkait, termasuk Kementerian BUMN. Tujuannya adalah menciptakan sinergi bisnis yang kuat dan berkelanjutan di industri penerbangan Indonesia.
Mantan Menteri BUMN, Erick Thohir, pernah menjelaskan bahwa merger ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat di Indonesia. Garuda Indonesia akan fokus pada layanan premium, Pelita Air pada premium ekonomi, dan ada juga opsi low cost. Integrasi ini dianggap penting karena jumlah pesawat yang ada saat ini belum mencukupi.
Tinggalkan komentar