Ekonosia Olahraga – Transfer Alejandro Garnacho dari Manchester United ke Chelsea terancam menemui jalan buntu. Chelsea, yang menjadi kandidat terkuat karena keinginan Garnacho bermain di Liga Champions dan tetap di Premier League, terganjal harga yang dipatok Setan Merah.
Garnacho dikabarkan telah sepakat secara personal dengan The Blues. Namun, perbedaan harga sebesar Rp 438 Miliar menjadi batu sandungan utama. Manchester United bersikeras meminta Rp 1,1 Triliun untuk pemain yang sempat digadang-gadang sebagai talenta muda potensial. Sementara itu, Chelsea hanya bersedia membayar Rp 657 Miliar, setara dengan tawaran Bayer Leverkusen pada Januari lalu.

Ketegangan ini bermula dari konflik internal di Old Trafford, di mana Garnacho dimasukkan ke dalam kelompok "bomb squad" oleh pelatih Ruben Amorim akibat komentar pedas sang pemain dan saudaranya usai final Liga Europa. Amorim juga kecewa dengan performa Garnacho dan mengkritiknya sejak awal musim lalu.
Garnacho sendiri merasa masa depannya di Old Trafford telah berakhir dan berharap transfer ke Stamford Bridge dapat terealisasi sebelum bursa transfer ditutup. Namun, jika Chelsea tidak menaikkan tawarannya, pemain asal Argentina ini berpotensi mencari opsi lain.
Beberapa tokoh sepak bola pun memberikan pandangan skeptis terhadap transfer ini. Mantan pemain Chelsea, Pat Nevin, menilai Garnacho bukan prioritas utama karena posisi winger sudah cukup padat. Ally McCoist dari Rangers bahkan menyarankan Chelsea untuk menjauh dari kesepakatan ini.
Chelsea sendiri telah menghabiskan sekitar Rp 5,5 Triliun untuk memperkuat tim dengan pemain-pemain baru. Realisasi transfer Garnacho kemungkinan besar akan bergantung pada penjualan pemain seperti Christopher Nkunku dan Nicolas Jackson. Sementara itu, Manchester United juga berupaya melepas Jadon Sancho dan Antony, serta mempertimbangkan menjual Rasmus Hojlund setelah mendatangkan Benjamin Sesko. Negosiasi alot ini membuat masa depan Garnacho semakin tidak pasti.
Tinggalkan komentar