Garam NTT: Kucuran Dana Ratusan Miliar!

Rachmad

11 Juni 2025

2
Min Read
Garam NTT: Kucuran Dana Ratusan Miliar!

Ekonesia Ekonomi – Kabar gembira bagi Nusa Tenggara Timur (NTT)! Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengalokasikan anggaran fantastis sebesar Rp750 miliar untuk pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao. Investasi besar ini diharapkan mampu mendongkrak produksi garam industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Ahmad Koswara, mengungkapkan bahwa anggaran tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan zona 1 K-SIGN beserta infrastruktur pendukung di seluruh zona yang direncanakan. Totalnya, akan ada 10 zona yang dibangun dengan konsep terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Garam NTT: Kucuran Dana Ratusan Miliar!
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Pemerintah akan fokus mengembangkan zona 1 secara komprehensif, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga fasilitas pabrik. Dana APBN akan dikucurkan, dan PT Garam akan bertindak sebagai operator. Sementara itu, untuk zona-zona lainnya, KKP membuka pintu lebar bagi investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah akan menyiapkan lahan siap olah, dan investor bebas berkreasi dengan metode dan teknologi yang mereka kuasai.

Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, menambahkan bahwa sudah ada beberapa investor yang menunjukkan minat untuk berinvestasi di K-SIGN. Apalagi, dengan kebijakan penutupan impor garam, peluang investasi di sektor ini semakin menarik. Namun, Abraham belum bisa memberikan detail lebih lanjut terkait investor tersebut.

Pembangunan K-SIGN diyakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Abraham memperkirakan, kawasan industri garam ini mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja, sehingga meningkatkan perputaran ekonomi di wilayah Rote Ndao.

Proyek K-SIGN akan dibangun melalui pendekatan ekstensifikasi terpadu, meliputi pembangunan tambak garam modern, fasilitas gudang dan pengolahan, serta penataan kelembagaan dan kerja sama produksi. Pembangunannya dijadwalkan berlangsung selama dua tahun, dengan tahapan yang rinci dan terukur.

Kawasan yang ditetapkan untuk K-SIGN meliputi lahan seluas 10.764 hektare, tersebar di 13 desa di tiga kecamatan, yaitu Landu Lenko, Pantai Baru, dan Rote Timur, serta wilayah perairan di Teluk Pantai Baru. Lokasi ini dipilih karena memiliki potensi lahan yang besar dan dukungan ekosistem pesisir yang ideal untuk produksi garam yang efisien dan berkelanjutan. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com pada Rabu (tanggal berita).

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post