Ekonesia Ekonomi – Jakarta – Ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, melihat bahwa mengalihkan fokus ekspor Indonesia ke Uni Eropa (UE) adalah langkah cerdas untuk mengurangi dampak negatif dari potensi tarif impor yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). "Kita berharap kerja sama ini akan semakin erat, ini adalah bentuk diversifikasi," ujar Rully, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, di Jakarta, Selasa.
Harapan ini muncul seiring dengan rampungnya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) setelah satu dekade perundingan panjang. Rully meyakini, nilai ekspor Indonesia ke Eropa masih memiliki ruang besar untuk ditingkatkan, terutama dengan komoditas yang punya potensi besar di pasar Eropa.

Saat ini, pasar ekspor Indonesia masih didominasi oleh China, AS, dan India. "Ekspor ke Eropa belum terlalu signifikan. Diversifikasi ke negara-negara Eropa dapat menjadi solusi jika ekspor ke AS mengalami penurunan atau perubahan," jelas Rully. Ia menambahkan, ekspor ke negara-negara lain di Uni Eropa juga perlu ditingkatkan, mengingat ekspor Indonesia ke Eropa secara keseluruhan masih belum terlalu besar, terutama karena seringkali terhambat oleh sanksi.
Meskipun peluangnya besar, Rully menekankan bahwa penjajakan ekspor ke pasar Eropa membutuhkan waktu agar dapat berjalan efektif dan memberikan dampak signifikan bagi Indonesia. Kebutuhan komoditas di Eropa mungkin berbeda dengan barang-barang yang biasa diekspor Indonesia ke AS. "Secara keseluruhan, ini membutuhkan waktu, mungkin lebih dari satu atau dua tahun agar lebih efektif," kata Rully. "Kebutuhan Eropa berbeda dengan Amerika. Amerika lebih banyak membutuhkan barang seperti pakaian dan sepatu, sementara Eropa lebih banyak membutuhkan bahan mentah, terutama CPO," tambahnya.
Rully mengatakan bahwa dampak perdagangan ke Eropa masih perlu dikaji lebih lanjut seiring dengan perkembangan ke depan. "Dampaknya masih perlu dikaji dan dievaluasi dalam beberapa tahun ke depan untuk melihat seberapa efektif. Evaluasi akan dilakukan secara berkala," ujarnya. Laporan Ekonesia.com
Tinggalkan komentar