Ekspor RI ke Peru Bisa Meledak? Ini Kata Mendag!

Rachmad

12 Agustus 2025

2
Min Read
Ekspor RI ke Peru Bisa Meledak? Ini Kata Mendag!

Ekonesia Ekonomi – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menargetkan nilai perdagangan Indonesia dengan Peru melonjak signifikan hingga menembus angka US$960 juta atau setara dengan Rp15,6 triliun. Target ambisius ini dipatok setelah implementasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Peru (IP-CEPA) diberlakukan.

Pada tahun 2024, total nilai perdagangan antara kedua negara tercatat sebesar US$480,7 juta, dengan rincian ekspor Indonesia senilai US$331,2 juta dan impor sebesar US$149,6 juta. Mendag Zulkifli Hasan optimis bahwa IP-CEPA akan menjadi katalisator pertumbuhan perdagangan yang signifikan. "Nanti setelah implementasi CEPA berjalan, ya minimal dua kali lipat total perdagangannya," ujarnya usai acara peluncuran Jakarta Muslim Fashion Week 2026 di Jakarta, Selasa.

Ekspor RI ke Peru Bisa Meledak? Ini Kata Mendag!
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Meskipun nilai perdagangan dengan Peru saat ini masih lebih kecil dibandingkan dengan Eropa, Mendag menekankan bahwa Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$181 juta. Lebih lanjut, ia meyakini bahwa perjanjian dagang ini merupakan fondasi awal untuk kerja sama yang lebih luas di masa depan, membuka potensi penambahan jenis produk kerja sama, termasuk produk dari industri tekstil.

"Akses pakaian jadi tekstil kita ke mana? Ke Peru, termasuk alas kaki, itu besar. Kita dapat banyak kemudahan akses pasar untuk itu. Ini salah satu untuk mendorong akses pasar kita di luar negeri," imbuhnya.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono menambahkan bahwa kerja sama ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, dengan target nilai ekspor mencapai US$5 miliar dalam beberapa tahun mendatang. Produk-produk ekspor unggulan Indonesia yang diprediksi akan mengalami peningkatan antara lain kendaraan bermotor, alas kaki, minyak sawit dan turunannya, serta lemari pendingin. Pada periode 2020-2024, ekspor Indonesia ke Peru tumbuh rata-rata 15,4 persen per tahun.

Sementara itu, produk impor utama Indonesia dari Peru meliputi biji cokelat, briket batu bara, bahan bakar padat, pupuk, anggur, dan seng mentah. Pertumbuhan impor tercatat rata-rata 13,5 persen per tahun.

Djatmiko menjelaskan bahwa Indonesia akan mendapatkan preferensi lebih dari 90 persen pos tarif yang ada di Peru. "Nah ini semua sudah mendapatkan referensi akses pasar yang sangat amat bagus. Jadi hampir semuanya sudah nol, nanti akan diberikan komitmen biar masuk nol," pungkasnya.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post