Ekonesia – Kabar gembira datang dari Kementerian Koperasi! Menteri Ferry Juliantono mengumumkan bahwa arah pembangunan ekonomi Indonesia kini kembali berpedoman pada cetak biru para pendiri bangsa. Arsip perencanaan pembangunan dari tahun 1947 hingga 1969 menjadi kompas baru, menempatkan koperasi sebagai fondasi utama produksi, distribusi, dan industri.
Ferry menjelaskan, fondasi ini akan memperkuat kebijakan koperasi desa, termasuk pembentukan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP). Koperasi ini dirancang sebagai platform ekonomi kerakyatan untuk mendongkrak produksi, menstabilkan harga, dan mempermudah akses layanan dasar bagi masyarakat.

Masa keemasan koperasi pernah dirasakan pada era 1970-1990, di mana koperasi sukses mengelola berbagai industri, mulai dari tekstil hingga perbankan. Namun, gelombang liberalisasi membuat banyak koperasi terpuruk akibat persaingan pasar bebas yang ketat.
"Ketika mekanisme pasar bebas masuk, peran negara dan koperasi diperkecil sehingga kita seperti disorientasi," ungkap Ferry. Kini, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen mengembalikan peran vital koperasi sebagai penggerak ekonomi rakyat melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Instruksi ini mengamanatkan percepatan pembentukan dan operasionalisasi KDKMP di seluruh pelosok desa.
Menurut Ferry, penguatan koperasi desa membutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk integrasi data nasional, layanan dasar, logistik desa, dan penguatan rantai pasok. "Koperasi desa harus menjadi pusat produksi dan distribusi masyarakat," tegasnya. Langkah ini diharapkan mampu membangkitkan kembali semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi bangsa.











Tinggalkan komentar