Ekonesia Market – Bank Indonesia (BI) memberi sinyal akan terus mengkaji peluang penurunan suku bunga acuan, meski pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 melampaui ekspektasi, mencapai 5,12%. Bahkan, pada Agustus 2025, BI kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5%, menjadi penurunan keempat kalinya tahun ini.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga diperlukan karena kapasitas ekonomi Indonesia masih memungkinkan untuk dipacu lebih tinggi. "Kapasitas perekonomiannya masih bisa didorong lebih tinggi lagi," ujarnya dalam sebuah diskusi di Yogyakarta.

Juli mengutip pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyebutkan bahwa output gap Indonesia masih negatif. Hal ini mengindikasikan adanya ruang untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi, dengan tetap menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar Rupiah. "Pak Gubernur menyampaikan bahwa kita terus mencermati ruang penurunan BI rate lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," tegas Juli.
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, Juli menekankan bahwa tekanan inflasi masih terkendali di kisaran target BI, yaitu 2,5% plus minus 1%. Inflasi Juli 2025 tercatat sebesar 2,37%. Stabilitas nilai tukar Rupiah juga terus dijaga. Hingga 19 Agustus 2025, Rupiah menguat 1,29% terhadap dolar AS dibandingkan akhir Juli 2025.
"Dengan stabilitas nilai tukar ini tentunya juga inflasi barang-barang impor bisa tetap terkendali, dan kapasitas perekonomian Indonesia ini masih cukup untuk memenuhi permintaan yang timbul," pungkas Juli.
Tinggalkan komentar