Ekonesia – Tottenham Hotspur di ambang era baru? Dana segar Rp 22 triliun telah dikucurkan pemilik klub namun seorang pelatih Liga Inggris mendesak bukti nyata. Janji manis investasi besar harus dibuktikan di lapangan hijau.
Spurs diminta tak cuma obral janji. Ambisi keluarga Lewis, sang pemilik, wajib selaras dengan kebutuhan tim. Bursa transfer jadi ajang pembuktian.
Pelatih Brentford, Thomas Frank, menyuarakan keyakinannya. Pemilik Spurs disebutnya berniat membangun dinasti baru. Komitmen jangka panjang untuk stabilitas dan prestasi jadi taruhannya.

“All in” kata keluarga Lewis. Namun, Frank mengingatkan, pernyataan tanpa tindakan sama saja bohong. Suntikan modal jangan cuma jadi hiasan.
Dana segar itu, kata Frank, tak sepenuhnya untuk belanja pemain. Operasional klub dan pembayaran transfer lama juga kebagian. Meski begitu, Spurs punya ruang gerak di bursa transfer Januari.
Investasi besar tanpa perhitungan? Bencana! Spurs ogah beli pemain kucing dalam karung. Musim panas lalu, Rp 39 triliun sudah digelontorkan. Tapi, enam klub lain lebih royal.
Arsenal jadi contoh. Rival sekota Spurs itu jor-joran demi kualitas. Frank pesimistis Spurs hamburkan Rp 22 triliun hanya untuk satu pemain dalam waktu dekat.
Sukses butuh keseimbangan. Pengembangan proses dan investasi harus jalan beriringan. Bertahan di puncak lebih sulit dari mendaki.
Strategi belanja cerdas kunci utama. Investasi tepat, bukan sekadar nominal besar. Laga kontra Arsenal jadi momentum pembuktian. Ambisi manajemen harus berbanding lurus dengan performa di lapangan.











Tinggalkan komentar