Repo SPPA jadi wadah bank dan lembaga keuangan saling pinjam dana jangka pendek dengan jaminan surat utang. Transaksi jual-beli surat utang ini punya janji beli kembali di waktu yang disepakati.
Nilai transaksi Repo di SPPA rata-rata Rp3,4 triliun per hari atau 28% pangsa pasar interdealer. Bahkan sempat menyentuh rekor Rp23,3 triliun pada 27 November 2025.

SPPA bikin perdagangan Repo makin mudah, transparan, dan efisien. Sistem ini penting untuk memperdalam pasar surat utang dan pasar uang, meningkatkan likuiditas, serta menjaga stabilitas keuangan negara.
Selain peluncuran SPPA REPO, BEI juga meresmikan izin operasional Penyedia Electronic Trading Platform (ETP) Antarpasar. Izin ini memperkuat posisi SPPA sebagai layanan transaksi terpercaya dari Bank Indonesia untuk instrumen Pasar Uang, yaitu Repo.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi bilang, UU P2SK jadi kunci koordinasi lintas otoritas dalam pengembangan infrastruktur pasar dan transaksi. BI dan OJK terus berkoordinasi erat dalam pengaturan Repo SBN.
Dari 39 pengguna SPPA, 14 di antaranya adalah pengguna jasa Repo pilot, terdiri dari Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum. BEI berharap makin banyak pelaku pasar memanfaatkan transaksi Repo di SPPA.











Tinggalkan komentar