Ekonesia – Terungkap! Henrikh Mkhitaryan akhirnya buka suara soal perseteruannya dengan Jose Mourinho di Manchester United. Kisah pilu ini berujung pada transfer dramatis ke Arsenal, dipicu oleh pesan WhatsApp pedas dari sang pelatih.
Mkhitaryan, dalam otobiografinya, menceritakan bagaimana awalnya ia bersinar di MU setelah diboyong dari Borussia Dortmund. Namun, situasi berubah drastis saat Mourinho mulai melontarkan kritik pedas, bahkan sampai menggunakan kata-kata kasar. Puncaknya, terjadi adu mulut sengit yang membuat Mourinho terang-terangan ingin menyingkirkannya.

Pemain asal Armenia itu mengaku sering menerima pesan WhatsApp dari Mourinho setiap malam, memintanya untuk segera hengkang. Pesan itu kemudian berubah menjadi permintaan agar Mkhitaryan pergi demi memberi ruang bagi Alexis Sanchez. Tekanan mental yang luar biasa!
Mkhitaryan bersikukuh tak mau pergi hanya untuk menyenangkan Mourinho. Ia meminta sang pelatih berbicara langsung dengan agennya, Mino Raiola. Konflik ini akhirnya mencapai klimaks saat tawaran pertukaran pemain muncul pada Januari 2018: Mkhitaryan ke Arsenal, Sanchez ke Manchester United.
Meski transfer ini kontroversial, Mkhitaryan tetap profesional dan menunggu momen yang tepat untuk melanjutkan kariernya. Uniknya, takdir mempertemukannya kembali dengan Mourinho di AS Roma. Keduanya berhasil meraih trofi Europa Conference League, bukti bahwa profesionalisme bisa mengalahkan ego.
Mkhitaryan mengakui, meski konflik dengan Mourinho menjadi bagian kelam dalam kariernya, ia tetap berterima kasih atas dukungan dan motivasi yang diberikan di Roma. Tantangan dari sang pelatih justru membuatnya lebih kuat secara mental. Ia pun menutup babak hidupnya bersama Mourinho dengan manis, membangun kembali rasa saling menghargai.
Tinggalkan komentar