Ekonesia Market – Indeks Menabung Konsumen (IMK) menunjukkan sinyal kurang menggembirakan, mengindikasikan masyarakat mulai mengerem aktivitas menabung. Data terbaru menunjukkan, meski IMK Juni 2025 naik tipis ke level 83,8, namun alokasi dana tabungan justru mengalami penyusutan.
Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, mengungkapkan bahwa mayoritas responden (73,3%) mengaku masih menabung. Namun, ironisnya, lebih dari separuh responden (52,5%) merasa nilai tabungan mereka lebih kecil dari yang direncanakan.
Hal ini diperkuat dengan penurunan persentase responden yang menganggap saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung, menjadi 28,9%. Meskipun ada harapan akan waktu yang lebih baik untuk menabung dalam tiga bulan mendatang (42,6%), namun secara keseluruhan, sentimen menabung cenderung melemah.
Pemberian stimulus ekonomi seperti diskon tarif transportasi, bansos, dan subsidi upah, memang membantu menjaga daya beli masyarakat dalam jangka pendek. Namun, efeknya belum mampu mendongkrak minat menabung secara signifikan.
Pergerakan IMK bervariasi antar kelompok pendapatan. Kelompok berpenghasilan rendah (hingga Rp1,5 juta/bulan) dan menengah (Rp3 juta-Rp7 juta/bulan) menunjukkan peningkatan IMK. Namun, kelompok dengan pendapatan Rp1,5 juta-Rp3 juta justru mengalami penurunan.
Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga menunjukkan sedikit pelemahan, turun 0,3 poin menjadi 99,4. Kenaikan harga kebutuhan pokok, serapan lapangan kerja yang melandai, dan harga pupuk yang tinggi menjadi faktor pemicu. Anomali iklim yang mempengaruhi hasil panen juga turut memperburuk situasi.
Penyaluran bansos dan perbaikan infrastruktur umum sedikit menahan penurunan IKK. Namun, secara keseluruhan, data ini mengindikasikan adanya keraguan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang berdampak pada kemampuan dan niat mereka untuk menabung.
Tinggalkan komentar