Ekonesia – Manchester United bersiap menghadapi laga derby kontra Manchester City yang selalu membara. Usai jeda internasional, kemenangan dramatis atas Burnley sedikit meredakan badai kritik yang menerpa Setan Merah. Namun, perjuangan masih panjang untuk menembus papan atas. Ruben Amorim, sang arsitek tim, kini dihadapkan pada tiga masalah krusial yang harus segera dituntaskan.
Lini tengah MU masih menjadi labirin yang belum terpecahkan. Eksperimen menempatkan Bruno Fernandes lebih ke dalam ternyata kurang efektif, mengingat minimnya naluri bertahannya. Kembalinya Casemiro memang memberikan pengalaman, namun dampaknya mengorbankan potensi pemain muda seperti Kobbie Mainoo dan Manuel Ugarte. Amorim dituntut meramu kombinasi gelandang yang solid dan bertenaga, sembari berharap amunisi baru segera datang di bursa transfer mendatang.
Di bawah mistar gawang, paradoks justru terjadi: terlalu banyak pilihan. Kedatangan Senne Lammens menambah daftar panjang kiper senior. Andre Onana dikabarkan mempertimbangkan hengkang, sementara Altay Bayindir belum sepenuhnya meyakinkan. Tom Heaton yang veteran, tampaknya hanya menjadi opsi pelengkap. Amorim harus segera menentukan siapa kiper nomor satu agar lini belakang tidak terus dihantui ketidakpastian.
Ketajaman lini depan menjadi sorotan utama. Meski berani mencoret nama besar seperti Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho, produktivitas gol MU masih memprihatinkan. Dari tiga laga terakhir, separuh gol lahir dari bunuh diri lawan, satu dari penalti, dan hanya satu dari skema permainan terbuka. Amorim berharap Cunha segera pulih, Mbeumo mempertahankan performa apiknya, dan Sesko cepat beradaptasi agar lini serang kembali menggigit.
Tinggalkan komentar