Dealer Jepang Rontok Diserbu Mobil China Kok Bisa

Rachmad

1 November 2025

2
Min Read

Ekonesia – Gelombang merek mobil asal Tiongkok semakin deras membanjiri pasar otomotif Indonesia, memaksa sejumlah dealer yang sebelumnya setia dengan pabrikan Jepang untuk beralih bendera. Fenomena ini menjadi sinyal persaingan sengit yang tak terhindarkan di industri otomotif Tanah Air.

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengungkapkan bahwa peralihan dealer dari produk Jepang ke merek China mencerminkan dinamika kompetitif yang semakin ketat. "Brand Jepang menghadapi tantangan berat mempertahankan dominasinya. Merek China menawarkan harga lebih kompetitif, fitur teknologi canggih, dan desain inovatif dengan value for money yang sulit ditolak," ujarnya kepada ekonosia.com.

Dealer Jepang Rontok Diserbu Mobil China Kok Bisa
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Beberapa dealer Honda di berbagai daerah bahkan terpaksa mengganti logo kebanggaan mereka dengan logo merek China seperti Chery dan BYD. Penurunan minat beli menjadi penyebab utama perubahan ini. Beberapa dealer yang telah menutup operasionalnya meliputi dealer di Jemursari (Surabaya), Pasteur (Bandung), Triputra Bekasi, dan Trimegah BSD. Sementara itu, dealer Mitsubishi di kawasan Cinere, Jawa Barat, juga harus rela digantikan oleh Chery.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan bahwa pengiriman mobil Honda dari pabrik ke dealer mengalami penurunan sepanjang tahun 2025. Penurunan drastis mencapai 32,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Mitsubishi juga mengalami nasib serupa dengan penurunan sebesar 9,7 persen.

Yannes menambahkan, "Tren penjualan mobil China naik hingga lebih dari 350 persen secara tahunan pada Juli 2025. Dealer Jepang seperti Honda di beberapa lokasi tutup setelah belasan tahun beroperasi dan diganti oleh merek China. Para dealer mulai melihat potensi profit lebih besar dari peningkatan volume penjualan mobil listrik murah jika mereka ikut menjualnya."

Fenomena ini, menurut Yannes, akan menjadi semacam virus yang menular ke dealer-dealer konvensional. Mereka mulai melihat prospek bisnis yang semakin kurang cerah jika terus bertahan dengan APM yang sama tanpa ada peningkatan kinerja keuangan yang menarik.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post