Ekonesia Ekonomi – Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan strategi perusahaan untuk mengalokasikan 20 persen dari total modalnya ke investasi di luar negeri. Langkah ini diambil sebagai upaya memperluas jangkauan bisnis Danantara secara global.
Rosan menjelaskan bahwa fokus utama investasi awal tetap berada di Indonesia, dengan alokasi 80 persen modal untuk proyek-proyek strategis dalam negeri, terutama di sektor-sektor prioritas pembangunan nasional. Namun, investasi di luar negeri juga dianggap penting untuk memperkuat posisi Danantara sebagai pemain global dan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.

"Danantara ini kita fokusnya, tentunya kita investasi di awal ini di Indonesia. Tapi kita lihat, mungkin kita lihat antara 80-20 persen lah. 80 persen ada di Indonesia, 20 persen kita investasi di luar negeri," ujar Rosan dalam acara Entrepreneurial Leadership in Action: Steering Indonesia’s Investment and Industrial Renaissance di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat malam.
Dengan modal mencapai 7 miliar dolar AS yang bersumber dari dividen, Danantara memiliki potensi leverage hingga lima kali lipat, setara dengan dana investasi 35 miliar dolar AS per tahun. Dalam lima tahun, potensi dana yang dapat digerakkan mencapai 175 miliar dolar AS, yang akan dimanfaatkan untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Rosan menekankan bahwa investasi adalah ujung tombak pertumbuhan ekonomi, mampu menggerakkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong kesejahteraan masyarakat secara luas dan berkelanjutan. "Investasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu ujung tombak untuk perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, dan yang lain-lain," tegasnya. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com pada tahun 2025.
Tinggalkan komentar