Ekonesia Market – Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode lalu disambut positif oleh kalangan bankir. Pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5% ini, melanjutkan tren penurunan yang telah terjadi pada bulan sebelumnya, sontak membuat para pelaku industri perbankan optimistis.
Direktur Operations Bank Mandiri, Timothy Utama, menyatakan bahwa kebijakan penurunan BI Rate merupakan langkah bijaksana untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi. Ia memuji Gubernur BI atas inisiatifnya dalam mengantisipasi dinamika ekonomi terkini. Menurutnya, penurunan ini akan berdampak positif bagi sektor perbankan secara keseluruhan, meskipun transmisi ke penurunan suku bunga kredit Bank Mandiri akan disesuaikan dengan kondisi pasar dan profil risiko.

Senada dengan itu, Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo, mengungkapkan bahwa penurunan BI Rate ini telah lama dinantikan oleh pasar. Ia meyakini bahwa langkah ini akan mendorong aktivitas ekonomi menjadi lebih dinamis, serta dapat meningkatkan kontribusi bagi hasil kepada nasabah deposito dan menekan biaya pendanaan (cost of fund). Dengan biaya dana yang lebih rendah, diharapkan suku bunga pembiayaan juga akan ikut turun, sehingga mendorong masyarakat dan pelaku usaha untuk lebih berani melakukan ekspansi.
Sementara itu, Direktur Retail Network and Retail Funding Bank BRI, Aquarius Rudianto, memilih untuk tidak memberikan komentar spesifik terkait penurunan BI Rate. Namun, ia menegaskan bahwa BRI memiliki strategi tersendiri dalam menjaga cost of fund melalui pengelolaan ekosistem yang komprehensif, tidak hanya bergantung pada strategi suku bunga. Menurutnya, kemampuan bank dalam mengelola ekosistem bisnis, termasuk rantai pasok dan jaringan di sekitarnya, menjadi kunci utama dalam menekan biaya dana secara efektif. Strategi ini dinilai lebih berkelanjutan dibandingkan hanya mengandalkan strategi harga.
Tinggalkan komentar