Ekonesia Market – Pasar batu bara global tengah menghadapi tantangan dengan harga yang cenderung fluktuatif dan melandai akibat perang dagang serta meningkatnya penggunaan energi terbarukan di negara-negara seperti India. Data Refinitiv mencatat harga batu bara pada Selasa (10/6/2025) berada di level USD 105,85 per ton, turun 2,44% dibandingkan hari sebelumnya.
Namun, Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Ray Gerungan, menilai harga di kisaran USD 100 per ton masih cukup menguntungkan jika dibandingkan dengan biaya produksi saat ini. Dalam kondisi pasar yang dinamis, BIPI memilih fokus menjaga stabilitas produksi.

Strategi utama BIPI adalah mengamankan penjualan melalui kontrak jangka panjang. Sekitar 65%-70% produksi BIPI dialokasikan untuk pasar ekspor, terutama ke negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Taiwan, dan Jepang. Langkah ini dianggap sebagai antisipasi efektif terhadap gejolak pasar global.
Bagaimana perlambatan harga dan ketidakpastian global memengaruhi bisnis batu bara BIPI secara keseluruhan? Simak wawancara lengkap Andi Shalini dengan Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Ray Gerungan, dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 12/06/2025) untuk mendapatkan informasi lebih mendalam. Informasi ini dilansir dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar