TeraNews Bisnis – Erna Suseno, seorang perempuan asal Yogyakarta, sukses membangun brand batik modern Ethnic Gendhis yang menyasar generasi milenial dan Gen Z. Berawal dari kecintaannya pada batik dan keprihatinan melihat minimnya minat generasi muda terhadap kain tradisional ini, Erna memberanikan diri pensiun dini dan memulai bisnisnya sejak 2018. Bukan sekadar menjual kain batik, Ethnic Gendhis menawarkan beragam produk, mulai dari kain batik tulis dengan motif kekinian hingga dekorasi rumah seperti sarung bantal dan hiasan dinding.
Strategi Erna terbukti ampuh. Ia melibatkan anak muda sebagai pengrajin untuk menciptakan desain yang sesuai selera pasar, sekaligus memberdayakan ibu rumah tangga. Hasilnya? Produk Ethnic Gendhis kini telah merambah pasar internasional, menjangkau konsumen di Malaysia, Australia, Kanada, dan Belgia. "Saya menciptakan batik dengan motif menarik, eye-catching, memadukan motif tradisional dengan pola kontemporer," ungkap Erna. Harga produknya pun beragam, mulai dari Rp180.000 untuk sarung bantal hingga Rp425.000 untuk kain katun berukuran besar.
Pandemi Covid-19 menjadi titik balik bagi Erna. Ia menyadari pentingnya pemasaran online dan mulai gencar berpromosi di dunia digital. Dengan konsisten berinovasi dan mengikuti tren mode, Ethnic Gendhis berhasil meraih omzet puluhan juta rupiah per bulan. Lebih dari itu, Erna juga menerapkan konsep zero waste dengan memanfaatkan sisa kain untuk membuat aksesoris dan berkolaborasi dengan UMKM lain dalam pembuatan kemasan.
Keberhasilan Ethnic Gendhis tak lepas dari dukungan BRI. Melalui Rumah BUMN, Erna mendapatkan berbagai pelatihan, termasuk sertifikasi desain, yang sangat membantu perkembangan bisnisnya. "Pelatihan dari BRI sangat bermanfaat, saya ikuti sesuai kebutuhan," tambahnya. Kisah sukses Erna membuktikan bahwa dengan kreativitas, inovasi, dan dukungan yang tepat, UMKM Indonesia mampu bersaing dan meraih kesuksesan di pasar global.
Tinggalkan komentar