Bank Mandiri Untung Besar November 2025 Kuncinya Terungkap

Agus Riyadi

15 Desember 2025

3
Min Read

Ekonesia – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang luar biasa pada November 2025, dengan laba bersih (bank only) melonjak signifikan hingga 28,7% secara bulanan. Kenaikan profitabilitas ini bukan tanpa alasan, melainkan hasil dari kombinasi strategi cerdas dalam mengelola biaya pendanaan dan peningkatan pendapatan yang solid.

Penghasilan bunga bank berlogo pita emas ini menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 9,5% secara tahunan hingga November 2025. Di sisi lain, beban bunga berhasil ditekan, tercatat di angka Rp3,6 triliun dan terus menunjukkan tren penurunan sejak kuartal kedua. Bahkan, secara kuartalan, beban bunga menyusut 1,7% hingga kuartal ketiga 2025 dan diperkirakan akan terus melandai di kuartal terakhir tahun ini.

Bank Mandiri Untung Besar November 2025 Kuncinya Terungkap
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa kondisi pasar likuiditas yang semakin membaik serta efisiensi dalam pengelolaan struktur pendanaan menjadi kunci utama. "Perbaikan biaya pendanaan ini membuka ruang bagi kami untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan profitabilitas yang berkelanjutan. Kami tetap fokus pada kualitas pendanaan dan pengelolaan likuiditas yang bijaksana," ujarnya.

Akselerasi kinerja Bank Mandiri juga didukung oleh peningkatan pendapatan non-bunga yang mencapai 12,1% secara tahunan per November 2025, melampaui capaian dua bulan sebelumnya. Lonjakan ini didorong kuat oleh peningkatan transaksi digital dan optimalisasi solusi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Kontribusi transaksi digital yang bersifat berulang terus menguat, menjadi pendorong utama pendapatan berbasis biaya (fee based income) dengan pertumbuhan sekitar 14% secara tahunan, terutama dari fee Livin’ by Mandiri yang melesat 19,8% dari tahun sebelumnya. Tak ketinggalan, solusi treasury juga mencatat pertumbuhan sekitar 55% secara tahunan, didorong oleh aktivitas trading dan layanan klien yang meningkat.

Dari segi efisiensi operasional, Bank Mandiri berhasil menekan biaya operasional (OPEX) sebesar 20,2% secara bulanan. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) pun terjaga optimal di level 42,97%, menunjukkan manajemen biaya yang sangat efektif.

Pada akhir November 2025, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 13,1% secara tahunan, mencapai Rp1.452 triliun, melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional. Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15,9% secara tahunan, mencapai Rp1.584 triliun. Rasio kredit terhadap DPK (LDR) Bank Mandiri juga terpelihara pada kisaran 91%, menandakan likuiditas yang sehat dan kapasitas ekspansi pembiayaan yang masih luas.

Novita menambahkan, hal ini mencerminkan likuiditas yang prima serta potensi ekspansi pembiayaan yang masih terbuka lebar hingga penghujung tahun, didukung oleh pengelolaan struktur pendanaan yang semakin stabil. Total aset Bank Mandiri (bank only) per November 2025 juga turut membengkak hingga Rp2.120 triliun, atau tumbuh 14,6% secara tahunan.

"Bank Mandiri senantiasa menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan fundamental. Pengalaman kami menghadapi berbagai siklus ekonomi menjadi landasan kuat dalam memperkokoh manajemen risiko, permodalan, serta kesiapan operasional," tegas Novita. Ia menekankan bahwa arah kebijakan bisnis perseroan akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan. "Kami melihat prospek ekonomi nasional yang tetap positif sebagai peluang untuk mempertahankan kinerja yang solid. Target kami adalah menjaga pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga tetap di level dua digit hingga akhir 2025, dengan kualitas aset yang terus terkontrol," pungkasnya.

Momentum positif ini juga tercermin pada kualitas aset yang semakin membaik. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Bank Mandiri tercatat 0,99% per November 2025, menunjukkan perbaikan konsisten yang didukung oleh tingkat pencadangan memadai dengan coverage ratio mencapai sekitar 260%. Kualitas aset yang terjaga ini secara langsung berkontribusi pada penurunan beban pencadangan sebesar 36% secara tahunan, memberikan ruang lebih besar bagi penguatan kinerja laba.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post