Ekonesia Ekonomi – Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) menyoroti kekhawatiran mendalam terkait kesepakatan pengelolaan data pribadi antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan dagang ini dinilai berpotensi mengancam keamanan, privasi, dan kedaulatan digital masyarakat Indonesia.
FKBI memahami adanya peningkatan kerja sama perdagangan antara kedua negara. Namun, mereka menekankan perlunya kewaspadaan terhadap berbagai isu, termasuk perlindungan data pribadi yang menjadi substansi dalam perjanjian dagang tersebut.
Ketua FKBI, Tulus Abadi, menegaskan bahwa perlindungan data pribadi adalah hak dasar konsumen. Transfer data lintas batas tanpa jaminan yang setara dengan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) dapat menimbulkan risiko tinggi.
Menanggapi situasi ini, FKBI menyarankan beberapa langkah nyata yang dapat diambil konsumen untuk melindungi data pribadi mereka:
- Saring Kebijakan Privasi: Baca dan pahami kebijakan privasi setiap aplikasi atau layanan sebelum digunakan.
- Aktifkan Autentikasi Multi-Faktor: Gunakan lapisan keamanan tambahan melalui SMS, email, atau aplikasi autentikator.
- Gunakan Enkripsi dan VPN: Akses layanan digital melalui jaringan privat virtual untuk menyamarkan lokasi dan mengenkripsi lalu lintas data.
- Batasi Izin Aplikasi: Periksa dan matikan akses aplikasi yang tidak perlu ke kontak, lokasi, dan penyimpanan.
- Pantau Aktivitas Akun Secara Berkala: Periksa riwayat login, notifikasi perubahan profil, dan tagihan transaksi untuk mendeteksi anomali.
- Laporkan Insiden: Adukan dugaan kebocoran atau penyalahgunaan data ke Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Lembaga Perlindungan Konsumen terdekat.
FKBI berharap langkah-langkah ini dapat membantu konsumen melindungi data pribadi mereka di tengah potensi risiko yang timbul dari kesepakatan pengelolaan data pribadi antara Indonesia dan AS.
Tinggalkan komentar