Ekonesia – Bank Dunia baru-baru ini merilis laporan yang mengungkap ironi di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP): tingkat ketenagakerjaan tinggi, namun anak muda kesulitan dapat pekerjaan yang layak. Kondisi ini terutama terasa di negara-negara seperti China dan Indonesia, di mana satu dari tujuh anak muda menganggur.
Kepala Ekonom Bank Dunia, Aaditya Mattoo, menyoroti bahwa masalah utama bukan sekadar ketersediaan lapangan kerja, melainkan kualitas pekerjaan yang tersedia. Produktivitas tenaga kerja yang rendah menjadi tantangan serius, menyebabkan upah rendah dan kualitas hidup yang kurang memadai.

Laporan tersebut menekankan perlunya reformasi yang berfokus pada tiga pilar utama. Pertama, peningkatan kapasitas manusia melalui pendidikan, pelatihan, dan penguasaan keterampilan baru. Kedua, perluasan peluang ekonomi melalui investasi infrastruktur dan iklim usaha yang kondusif. Ketiga, koordinasi kebijakan yang efektif untuk memastikan peningkatan kapasitas manusia dan peluang ekonomi berjalan seiring.
Bank Dunia mengidentifikasi lima sektor potensial untuk penciptaan lapangan kerja yang tahan terhadap guncangan global: agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan energi, manufaktur, dan pariwisata. Investasi di sektor-sektor ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi peningkatan lapangan kerja dan kesejahteraan di kawasan EAP.
Penciptaan lapangan kerja yang lebih baik bukan hanya tentang penghasilan, tetapi juga tentang memberikan martabat, tujuan hidup, dan masa depan yang lebih baik bagi individu dan keluarga.
Tinggalkan komentar