Ekonesia Ekonomi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyambut baik pembentukan forum daerah di Bali yang didedikasikan untuk melindungi anak buah kapal (ABK) perikanan dan nelayan. Forum ini diharapkan menjadi wadah konsolidasi antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan sektor perikanan di Pulau Dewata.
Mohammad Abdi Suhufan, Tenaga Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, menekankan pentingnya sinergi antarlembaga untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi para pekerja perikanan dan nelayan di Bali. Profesi ABK perikanan memiliki risiko tinggi, mulai dari cuaca ekstrem hingga jam kerja yang tidak teratur, seringkali tanpa jaminan ketenagakerjaan yang memadai.

Data dari National Fishers Center (NFC) Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan bahwa masalah upah, kondisi kerja yang tidak manusiawi, dan kurangnya jaminan sosial menjadi keluhan utama para ABK.
Gubernur Bali, Wayan Koster, telah menandatangani Surat Keputusan (SK) pembentukan Forum Daerah Perlindungan Pekerja Perikanan dan Nelayan Provinsi Bali periode 2025-2028 pada 31 Mei 2025. SK ini menjadi payung hukum yang kuat untuk melindungi seluruh pekerja perikanan di Bali. KKP mengapresiasi langkah maju ini sebagai upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan yang lebih baik.
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, sebuah aliansi yang peduli terhadap praktik penangkapan ikan destruktif, menyoroti pentingnya perlindungan ABK mengingat komoditas ikan merupakan primadona ekspor Bali. Pada Maret 2025, nilai ekspor ikan mencapai sekitar 14,46 juta dolar AS, menyumbang 26,94 persen dari total ekspor Bali selama 2024.
Forum daerah ini akan terdiri dari tiga kelompok kerja: Penguatan Program dan Regulasi, Pengawasan Bersama, serta Edukasi, Pelaporan, dan Database.
Sebagai informasi, Pelabuhan Perikanan Benoa di Denpasar merupakan salah satu pusat pendaratan, pengolahan, dan distribusi ekspor hasil perikanan tangkap terbesar kedua di Indonesia. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali mencatat sekitar 2.000 pekerja di sektor pengolahan ikan dan 13.000 hingga 15.000 ABK beroperasi di Pelabuhan Benoa. Terdapat sekitar 600-700 kapal penangkap ikan yang beroperasi di pelabuhan ini. Secara keseluruhan, DKP Bali memperkirakan jumlah nelayan di Bali mencapai 37.786 orang. Artikel ini ditulis ulang oleh tim ekonosia.com dari berbagai sumber.
Tinggalkan komentar