Ekonesia Market – Kisah inspiratif datang dari Ferruccio Lamborghini, seorang anak petani yang sukses membangun kerajaan mobil mewah berkat motivasi dari rasa diremehkan. Ia membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih siapa saja, bukan hanya mereka yang terlahir kaya.
Ferruccio, seorang pengusaha asal Italia, memulai bisnisnya dengan menjual traktor pada tahun 1946. Pengalamannya tumbuh di lingkungan pertanian membuatnya ahli dalam bidang ini. Ia berhasil menciptakan traktor berkualitas tinggi yang laris di pasaran, menghasilkan keuntungan besar.

Berbekal kesuksesan di bisnis traktor, Ferruccio melebarkan sayap ke sektor pembuatan mesin. Kekayaannya pun terus bertambah, menjadikannya salah satu orang terkaya di Italia. Sebagai seorang yang berada, ia memiliki hobi mengoleksi mobil mewah.
Namun, pengalaman kurang menyenangkan saat membeli Ferrari 250 GTO pada tahun 1958 memicu perubahan besar dalam hidupnya. Ia merasa mobil tersebut bermasalah dan menyampaikan keluhannya kepada Enzo Ferrari, sang pemilik perusahaan. Alih-alih mendapat solusi, Ferruccio justru diremehkan dan dihina.
Enzo meremehkan kemampuan mengemudi Ferruccio dan menyindirnya karena lebih sering mengendarai traktor. Ucapan ini membuat Ferruccio marah dan termotivasi untuk membuktikan diri. Ia memperbaiki sendiri Ferrari 250 GT miliknya dan berhasil mengatasi masalahnya.
Keberhasilan ini menumbuhkan rasa percaya diri dan keinginan untuk membalas dendam. Pada tahun 1962, Ferruccio mendirikan Automobili Lamborghini dengan tujuan mengalahkan Ferrari. Ia menginvestasikan banyak kekayaannya untuk menciptakan mobil mewah berperforma tinggi.
Ferruccio juga merekrut mantan pekerja Ferrari, termasuk Giotto Bizzarini, seorang ahli mesin yang berperan penting dalam kesuksesan Ferrari. Pada tahun 1963, Automobili Lamborghini berhasil menciptakan mobil sport 350 GT yang mampu melaju dengan kecepatan 250 km/jam dengan nyaman dan stabil.
Pencapaian ini sukses menyaingi Ferrari 250 GT dan membuat Lamborghini digemari banyak orang. Setiap mobil baru yang dirilis selalu ludes terjual. Lamborghini pun berhasil bersaing dengan merek-merek mewah lainnya seperti Mercedes Benz, BMW, Audi, Porsche, dan Jaguar.
Sayangnya, masa kejayaan Lamborghini di bawah kepemimpinan Ferruccio tidak berlangsung lama. Pada tahun 1973, ia mengalami masalah keuangan yang memaksanya menjual perusahaannya. Meskipun tidak lagi dimiliki oleh Ferruccio, Lamborghini tetap eksis dan menjadi salah satu produsen mobil sport terkemuka di dunia.
Saat ini, valuasi Lamborghini mencapai €20 miliar atau Rp 338 Triliun, melampaui Ferrari. Kesuksesan ini adalah bukti nyata dari kekuatan motivasi dan semangat pantang menyerah seorang anak petani yang diremehkan, Ferruccio Lamborghini.
Tinggalkan komentar